PAMEKASAN, Beritalima.com| Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan, Madura, Jawa Timur menghimbau masyarakat untuk mewaspadai covid-19 varian omicron yang sedang melanda beberapa negara di dunia.
Ketua Satgas Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, dr. Syaiful Hidayat mengungkapkan, varian baru bernama omicron tersebut pertama kali terjadi di Afrika. Namun, tingkat penularannya yang cepat saat ini sudah menyerang beberapa negara di Asia, seperti Australia.
“Sekarang ada varian omicron berasal dari Afrika, kemudian menyebar ke Eropa dan sudah sampai ke Asia, ini memang yang ditakutkan. Namanya varian baru selalu ditakuti, kenapa? Karena varian baru itu akan menimbulkan penurunan efektifitas vaksin,” katanya, Minggu (5/12/2021).
Menurutnya, terjadinya penurunan efektifitas vaksin itu mengakibatkan seseorang lebih mudah tertular virus. Ketika seseorang di sebuah negara ada yang tertular varian itu khawatir mengalami ledakan covid-19 kembali seperti beberapa bulan yang lalu.
“Penurunan efektifitas vaksin biasanya lebih mudah menular. Ciri-cirinya dalam suatu negara sudah reda, terus ada ledakan biasanya itu varian baru. Seperti di Afrika Selatan,” tandasnya.
Ledakan ketiga covid-19 mudah-mudahan tidak terjadi di Indonesia sebagaimana yang melanda beberapa negara lain. Oleh karena itu, masyarakat harus senantiasa waspada dengan cara mematuhi protokol kesehatan (prokes).
“Jadi, sekarang di negara lain ada ledakan ketiga, kita itu kan baru ledakan kedua kemarin. Itu yang kita takutkan kalau varian ini masuk ke Indonesia. Sampai sekarang belum ada laporan tentang varian Omicron di kita,” ungkapnya.
Dia mengapresiasi kebijakan pemerintah tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada libur Natal dan Tahun Baru tahun 2022 sebagai antisipasi ledakan ketiga tersebut.
“Jadi pemerintah sudah betul memberlakukan PPKM level 3 pada saat liburan panjang Natal dan Tahun Baru. Melakukan pengetatan pintu masuk dari luar negeri, melakukan pelarangan cuti PNS dan sebagainya, itu saya kira bagus sekali,” tuturnya.
Dokter yang akrab disapa dr. Yayak tersebut mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa mentaati prokes. Meskipun kasus covid-19 di Pamekasan sudah kosong dalam tiga bulan terakhir. Karena di beberapa daerah di Indonesia kasus covid-19 masih ada, seperti di Surabaya dan Jakarta.
“Pandemi ini belum selesai, maka himbauan saya tetap sama taat prokes, jangan sampai kendor, jangan sampai lengah karena ada penurunan kasus, di rumah sakit tidak ada kasus, tapi masalahnya di kota lain masih ada,” tandasnya.
Dia juga menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi sebagai ikhtiar memutus penularan covid-19. Karena tingkat vaksinasi di Madura sangat rendah di Jawa Timur.
“Percepatan vaksinasi, vaksinasi itu tetap menjadi benteng terakhir meskipun vaksinasi tidak seratus persen, paling tidak orang kalau sudah divaksin, kalau dia terinveksi virus corona gejalanya menjadi ringan,” katanya.
Dia memungkasi, masyarakat jangan sampai mempercayai informasi bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tentu, peran tokoh masyarakat sangat penting dalam upaya memaksimalkan vaksinasi tersebut.
“Jangan percaya hoax. Kita di Madura vaksin kita masih rendah, karena banyak orang masih percaya hoax. Ini tergantung kesadaran masyarakat dan peran tokoh masyarakat, tidak semata-mata pemerintah dan tenaga kesehatan,” pungkasnya.[An]