Bagi Masyarakat Trenggalek yang Tunda Mudik Akan di Beri Insentif Rp 600 ribu Per Bulan

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Usai melakukan imbauan secara massif kepada masyarakat agar menunda mudik jelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek pun menyiapkan langkah solutif. Setidaknya, ada beberapa langkah alternatif yang akan di berikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa tanggung. Diantaranya, Pemkab menyediakan insentif kepada masyarakat untuk membantu menopang kehidupan mereka di perantauan selama pemberlakuan ‘social distancing’.

“Hal ini dilakukan karena Pemkab Trenggalek ingin memutus mata rantai persebaran Covid 19 dengan tetap memperhatikan kebutuhan masyarakatnya,” sebut Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin usai mengikuti video conference dengan beberapa menteri terkait arahan ‘recofusing dan realokasi’ APBD tahun anggaran 2020 untuk penanganan Corona di Gedung Smart Center Trenggalek, Jum’at (17/4/2020).

Ditambahkan bupati, saat ini telah disiapkan anggaran Rp 600 ribu bagi masyarakat asli Trenggalek yang bersedia menunda mudiknya. Namun begitu tetap melalui beberapa persyaratan, diantaranya harus ber-KTP asli Trenggalek dan mendaftarkan diri melalui saluran yang disediakan oleh Pemkab (corona.trenggalekkab.go.id).

“Jadi masyarakat yang tidak melakukan mudik akan kita berikan insentif sebesar Rp 600 ribu setiap bulan. Untuk prosesnya, bagi yang sedang merantau dan mempunyai KTP Trenggalek silahkan mendaftar, nanti tinggal check lokasi. Terus upload KTP, foto diri dan foto rumah yang sekarang, alamat lengkap dan kodepos jelas di tempat rantau,” imbuhnya.

Setelah itu, lanjut bupati muda yang akrab di panggil Gus Ipin tersebut, data akan di verikasi dan kartu ini bisa segera dicetak untuk dikirimkan ke alamat pendaftar serta dapat digunakan. Namun syaratnya tetap, pemegang kartu tidak boleh mudik.

“Konsekwensinya, kalau ketahuan mudik uang itu harus dikembalikan. Bila tidak, yang bersangkutan akan diancam pidana, karena salah satu kesepakannya menunda mudik,” tegas suami Novita Hardini ini.

Saat ini Pemkab Trenggalek memang sangat getol meminta masyarakatnya yang ada di perantauan untuk benar-benar menunda mudik. Dikarenakan, pemerintah khawatir ketika para pemudik nekat pulang akan bisa memindahkan virus dari wilayah yang di tempati saat ini kepada lingkungan keluarga asalnya.

“Pemudik sangat dimungkinkan menjadi pembawa (carrier) dari pandemi Covid-19 yang bisa saja terbawa dalam perjalanan pulang ke daerah asal. Apalagi, para pemudik yang selama ini berada di kawasan sebaran wabah harus benar-benar diantisipasi bersama agar rantai penyebarannya bisa diputus,” tandasnya. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait