MADIUN, beritalima.com- Tahun anggaran 2018 segera berakhir. Artinya, tahun anggaran 2019 harus segera klir. Tak heran pembahasan intens dilakukan Pemkot Madiun, Jawa Timur, bersama DPRD. Tujuannya sama, agar pembahasan tak kelewat dari jadwal.
‘’Di pos penerimaan ada yang bisa diprediski dan tidak. Khusunya anggaran dari pihak luar. Seperti DAK dan DAU dari pemerintah pusat dan bantuan anggaran dari provinsi. Namun, prinsipnya dalam penyusunan tetap menggunakan acuan satu dua tahun terakhir,’’ kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, usai Rapat Paripurna Penyampaian Nota Keuangan Walikota Madiun atas Rancangan Peraturan Daerah Kota Madiun tentang APBD 2019 di DPRD setempat, Senin 29 Oktober 2018.
Tak heran, prediksi besaran penerimaan tahun anggaran (TA) 2019 tak jauh berbeda dari beberapa tahun berakhir. Anggaran pendapatan Pemkot Madiun 2019 mendatang, diprediksi sebesar Rp 993 miliar. Besaran itu didapat dari pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 206 miliar, dana perimbangan pusat sebesar Rp 679 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 107 miliar. Pendapatan memang masih bergantung dana pusat. Baik berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU). Namun, capaian PAD yang mencapai Rp 206 miliar lebih ini patut diacungi jempol.
‘’DAK dan DAU memang belum dapat dipastikan. Tetapi sudah dapat diprediksi dengan berdasarkan besaran yang diterima tahun anggaran belakangan,’’ ujarnya.
Besaran ini, katanya, akan dialokasikan pada kebutuhan belanja. Kebutuhan belanja Pemkot Madiun mencapai Rp 1 triliun lebih. 40,47 persen diantaranya dialokasikan untuk belanja tidak langsung. Artinya, peruntukkan untuk pembangunan di masyarakat lebih besar daripada belanja kebutuhan pegawai.
Walikota menyebut, pihaknya tetap berkomitmen menyelesaikan program BaRis Jilid II di tahun terakhir ini. Mulai peningkatan kapasitas kesehatan, pendidikan, peningkatan daya saing ekonomi, percepatan penanggulangan kemiskinan, pelayanan publik, dan peningkatan infrastruktur sanitasi lingkungan.
‘’Untuk pos belanja ini tetap kami fokuskan untuk sejumlah bidang program BaRis Jilid II yang belum terselesaikan,’’ ungkapnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dan mengkolaborasikan anggaran belanja dengan walikota terpilih (H. Maidi) lima tahun kedepan. Ini penting, lantaran masa kepemimpinannya hanya sampai April 2019 mendatang.
Walikota optimis walikota terpilih bakal melanjutkan dengan baik. Sebab, siapapun pemimpinnya pastinya memiliki tujuan mulia ingin mensejahterakan masyarakat.
‘’Tentu saja, sudah kami koordinasikan. Bahkan, ada beberapa yang kami kolaborasikan. Ini penting, agar program yang diusung bisa sama-sama jalan,’’ ujarnya.
Ketua DPRD Kota Madiun, Istono menyebut, pihaknya optimis masa peralihan kepemimpinan nanti bakal berjalan lancar. Apalagi, walikota terpilih merupakan mantan sekda. Sudah terlibat dalam pemerintahan sebelumnya bertahun-tahun. Pun, turut dan sudah terbiasa menyusun APBD. Artinya, sudah cukup familier dan bakal segera tancap gas.
‘’Prinsipnya agenda rapat kali ini akan segera kami tindaklanjuti bersama tim banggar. Harapannya dapat selesai sebelum lewat November mendatang,’’ kata Istono. (Kominfo).
Ket.Foto: H. Sugeng Rismiyanto (dok beritalima.com/dibyo).