Yogyakarta, beritalima.com – Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkat mutu dan kualitas Industri Kecil Menengah (IKM), terus dilakukan oleh Ketua TP PKK Jawa Timur sekaligus Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak.
Dalam kunjungan kerjanya ke DI Yogyakarta, Rabu (19/10), Arumi menyempatkan diri mengunjungi dan berdialog langsung dengan Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Hendra Yetty.
Dalam pertemuan tersebut, Arumi mengapresiasi kolaborasi yang sebelumya telah dilakukan Dekranasda Jatim dan BBKB Yogyakarta. Dimana sebelumnya terdapat sebanyak 240 IKM Jatim yang telah dibina omeh BBKB Yogyakarta.
“Hasilnya, kolaborasi ini menghasilkan standarisasi yang tidak main-main. Mudah-mudahan terus terjalin kerjasama yang baik dan memajukan industri di Jawa Timur,” kata Arumi.
Meski begitu, lanjut Arumi, masih terdapat beberapa kekurangan yang harus dimaksimalkan, salah satunya ialah meningkatkan kualitas batik tulis para pengrajin IKM.
“Saingannya saat ini juga tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga luar negeri yang merambah ke Indonesia sehingga terwujud cost efficient. Saya bercita-cita di Jawa Timur memiliki kombinasi batik tulis dan cap,” ujar Arumi.
Meski begitu, Ketua Dekranasda Jatim tersebut juga menyoroti terdapat beberapa pewarna alam yang kurang halus dalam pengaplikasian batik. Untuk itu, dirinya berdiskusi dengan BBKB Yogyakarta agar menemukan formula untuk menambah nilai jual pebatik.
Dikesempatan tersebut, Arumi juga membahas adanya gep atau jarak di sektor kerajinan. Dimana ditemukan, jika terdapat beberapa industri kerajinan yang sudah ‘naik kelas’, tetapi belum membuka kelas guna membantu sesama pengrajin.
“Ada juga kerajinan yang masih belum lulus SNI, jadi PR nya masih banyak sekali. Ada yang butuh banyak bimbingan karena banyak IKM yang baru memulai usaha hasil dari pandemi,” ujar Arumi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BBKB Yogyakarta Hendra Yetty mengatakan dirinya mengapresiasi Jawa Timur yang terus mendukung kemajuan industri batik.
“Sebanyak 240 IKM Jatim telah mendapat sertifikasi batik. Bahkan ada 9 yang mendapat SNI. Artinya, pembinaan Jatim mendukung perindustrian batik,” ujarnya.
Kedepannya, Hendra mengatakan pihaknya juga akan berfokus dalam menyoroti dan memperhatikan terkait pencemaran terkait pencemaran limbah industri batik.
“Itu butuh kerja keras dalam hal industri hijau,” imbuhnya.
Hendra juga mengatakan, pihaknya terus membuka peluang seluasnya terkait komitmen dan kolaborasi yang dilakukan antara Pemprov Jatim dan BBKB Yogyakarta.
“Kami siap mendukung dan bekerjasama dengan Jatim terkait pembinaan IKM,” katanya. (*)