Bahas Peran Bakteri Usus pada Kesehatan Mental, Mahasiswa Farmasi Sabet Juara 2 Lomba Pharmacopeia 2020

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Tim farmasi Universitas Airlangga yang terdiri dari Tri Wahyudi dan Tasya Sherina Hendra Febyola berhasil meraih juara dua dalam ajang perlombaan Pharmacopeia 2020 kategori Literatur Review. Lomba tersebut diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran dengan metode daring.

Yudi selaku ketua tim menjelaskan bahwa pada kategori lomba literatur review tersebut dia dan temannya memutuskan untuk menulis artikel literatur review yang membahas mengenai psikobiotik. Yaitu mengenai bakteri baik pada usus yang memiliki dampak positif pada kesehatan mental.

“Kemarin kita pakai topik psikobiotik karena banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya dalam perut dapat mempengaruhi kesehatan mental juga,” jelas Yudi.

Yudi melanjutkan, ketika tikus yang mengalami depresi dilakukan fecal trans atau pemindahan tinja dari satu organisme pada organisme lain pada tikus normal, ternyata tikus yang sehat akhirnya mendapat gejala depresi juga. Studi lain juga menjelaskan bahwa pada orang depresi ketika dibandingkan dengan orang sehat ternyata ada beda keragaman dan jumlah mikrobiota pada ususnya.

“Hal tersebut membuktikan ada pengaruh mikrobiota pada usus dengan kesehatan mental individunya,” lanjut Yudi.

Cara menjaga mikrobiota pada usus antara lain adalah olahraga, konsumsi makanan banyak serat, dan siklus tidur. Siklus tidur sangat berpengaruh karena mikrobiota sendiri juga punya waktunya tidur, jam aktif, sehingga jam tidur disarankan empat jam tidak mengonsumsi agar saluran pencernaan dan mikrobiota dapat beristirahat.

“Kemudian penambahan suplementasi probiotik dan makanan fermentasi seperti keju, yogurt, dan tape,” terang mahasiswa Farmasi angkatan 2017 tersebut.

Yudi menjelaskan, dia dan timnya tertarik mengikuti lomba literatur review karena hasil dari literatur review dapat untuk tugas akhir dan publikasi ilmiah, berbeda dengan karya tulis ilmiah. Selain itu juga bisa untuk belajar penulisan.

Pada masa pandemi saat ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak adanya kontak langsung dengan anggota. Pengerjaan artikel dilakukan secara daring, bahkan persiapan presentasi dan pembimbingan.

“Kami berharap karya kami dapat dipublikasikan karena topik ini masih cukup baru di Indonesia dan berpotensi untuk dimasukkan dalam jurnal yang terindeks Sinta,” terangnya.

Selain itu, Yudi juga berharap semakin banyak fakultas dan universitas yang melakukan lomba literatur review. Menurutnya, bidang lomba literatur review lebih menarik karena peserta dituntut untuk mengekspor keilmuan terbaru dan berpotensial untuk dikaji lebih lanjut.

Hasil dari penulisan literatur review juga dapat disajikan pada orang lain sehingga orang lain dapat mengkaji lebih lanjut isu yang dibahas dan atau melakukan penelitian yang baru. Mengingat, literatur review menyederhanakan informasi dari banyak pustaka menjadi sajian yang bisa dikonsumsi secara langsung terjait suatu isu tanpa perlu mencari beberapa jurnal. (yul)

Gambar : Tri Wahyudi ketika mempresentasikan hasil literatur review pada lomba Pharmacopeia 2020.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait