Oleh : Dede Farhan Aulawi
Kasih….
Ku tak tahu bagaimana harus kuungkapkan….
Disini di dada ini…..
Bersemayam sejuta harapan yang sulit tuk diutarakan
Tapi besar harapku kau kan tahu
Kau kan mendengar…..
Setiap bisik lirih diantara jeda – jeda kerinduanku
Komunikasi tidak harus dengan lisan….
Karena hati bisa komunikasi dengan bahasanya sendiri
Dengarlah bahasa fikiranku….
Dengarlah bahasa jiwaku….
Mengertilah bahasa hatiku….
Mendung kelabu menggantung menimbulkan rasa rindu
Hati menjadi biru lidah pun kelu berucap
Ku dengar selintas namamu disebut
Menimbulkan getar menusuk ke dalam kalbu
Tiada kata indah terukir ….
Diantara ribuan prasasti …selain namamu
Cintaku padamu …berbekas tetesan air mata
Kata tertinggal …di tengah nafas yang tersenggal
Hilang lenyap karena tiada jejak kau tinggalkan
Kasihku…..tiada cinta yang lain kini
Cintaku telah berganti cinta hakiki
Tiada lagi rasa hampa itu
Tiada lagi dendam menggores
Sayangku padamu… senantiasa abadi
Seiring dengan kemarau panjang yang kerontang….
Seiring halilintar yang menggelegar…..
Bahkan seiring tiupan halus diantara jiwa yang sering bertanya…