JAKARTA–Beritalima.com Berawal dari bantuan Amerika Serikat (AS) melalui hibah dan pinjaman lunak untuk impor terigu, saat ini Indonesia perlahan menjadi salah satu negara importir gandum terbesar di dunia.
Pada rabu, 9 Oktober 1968, Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas membahas persiapan kebutuhan sandang dan pangan jelang Lebaran. Sidang kabinet pagi itu akhirnya memutuskan, bahwa pemerintah akan mengimpor 390.000 ton terigu dari Amerika Serikat.
Keputusan Soeharto kala itu menjadi catatan masa awal dimulainya impor terigu—produk turunan gandum, secara besar-besaran masuk Indonesia.
Tujuan awalnya memang untuk stabilisasi harga, karena komoditas ini dianggap stabil harganya, pasokan yang banyak di dunia, dan punya subtitusi yang erat dengan beras.
Semenjak 1970, tiga pabrik olahan biji gandum dibangun dan sekaligus menandai mulai berkurangnya bantuan dari AS.
Impor terigu sudah bergeser menjadi gandum, bantuan AS pun perlahan berkurang.
Impor gandum terus meningkat dari tahun ke tahun terutama dari AS. Apa yang terjadi di awal Orde Baru menjadi tonggak penting bagaimana gandum yang semula bukan makanan pokok orang Indonesia, tapi kenyataannya kini sudah jadi kebutuhan pangan yang penting di Indonesia.
Tepung terigu sudah jadi bahan baku sejumlah produk makanan olahan populer antara lain mi instan, biskuit, kue, hingga jajanan gorengan. Produk mi instan misalnya, makanan cepat saji ini sudah tak asing bagi lidah masyarakat Indonesia.
Kebutuhan mie instan di Indonesia terus melonjak naik. Berdasarkan data yang dihimpun World Instant Noodles Association (WINA), total konsumsi mie instan di Indonesia diperkirakan mencapai 16 miliar bungkus pada 2017.
Angka ini meningkat dari konsumsi tahun sebelumnya, yakni 14,8 miliar bungkus.Harga yang terjangkau, rasa yang pas, mudah mendapatkan dan mengolahnya, membuat mi instan bergeser dari pangan alternatif sebatas selingan, kini telah menjadi makanan pelengkap di meja makan, bahkan telah menjadikan mi instan sebagai makanan utama.
Permintaan pasar yang tinggi terhadap mi instan secara langsung mendorong permintaan terhadap gandum.
Padahal gandum bukan tanaman asli Indonesia. Gandum termasuk tanaman subtropis, sehingga budidaya gandum sangat minim di Indonesia.
Ketergantungan impor pun tak bisa dihindari. Laporan dari Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menunjukkan bahwa impor gandum dari Juli 2015 sampai Mei 2016 telah mencapai total 8,2 juta ton.
Sedangkan sepanjang 2016 mencapai 8,71 juta ton. Impor gandum tahun 2017 meningkat menjadi 8,79 juta ton. Australia merupakan negara pemasok terbesar gandum ke Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum dan meslin yang berasal dari Negeri Kanguru pada 2016 mencapai 3,5 juta ton atau sebesar 33% dari total. Sementara impor terbesar kedua dari Ukraina dan ketiga berasal dari Kanada.Total impor gandum Indonesia sepanjang 2016 mencapai 10,53 juta ton meningkat 42% dari tahun sebelumnya hanya 7,4 juta ton.
Demikian pula nilainya juga naik 15,6% menjadi US$$ 2,4 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,08 miliar.
Untuk diketahui makanan yang berasal dari tepung terigu atau gandum berpotensi untuk membahayakan kesehatan karena meski terbuat dari gandum yang pada dasarnya menyehatkan, tepung terigu memiliki efek negatif untuk tubuh karena kurangnya nutrisi di dalamnya.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh boldsky.com menunjukkan bahwa asam folat yang ditambahkan ke dalam tepung mampu memberikan dampak merugikan untuk kesehatan payudara. Masih dari penelitian yang sama, berikut adalah beberapa hal mengejutkan tentang tepung terigu yang wajib untuk kamu ketahui : Selama proses pembuatan tepung terigu, kulit ari pertama akan dihapus. Kemudian bakteri yang mengandung sekitar 76% vitamin dan mineral menghilang. Dan selanjutnya, 97% serat makanan, 50% kalsium, dan 70% fosfor juga akan hilang dalam proses ini.; Memasuki tahap akhir pengolahan tepung terigu, akan ditambahkan kalium bromat ke dalamnya. Kalium bromat dikenal sebagai oksidator kuat yang merusak sel serta dianggap sebagai karsinogen kategori 2B yang dilarang di sebagian besar negara-negara maju.; Ketika serangga yang mengonsumsi tepung terigu mati, maka tepung tersebut mengandung insektisida di dalamnya.; Tepung terigu mengandung aloksan, zat merugikan untuk tubuh karena bisa menyebabkan diabetes. Zat ini akan menghancurkan sel beta pankreas yang kemudian menaikkan gula darah. Tepung terigu yang selama ini kamu konsumsi lewat olahan kue, mie, atau pasta ternyata mampu memberikan dampak merugikan untuk tubuh.
Oleh karena itu berhati-hatilah dengan konsumsi tepung terigu. Ukraina merupakan importir terbesar kedua untuk gandum sebagai bahan baku tepung terigu ke Indonesia, tingginya tingkat korupsi di Ukraina menyebabkan gandum dari Ukraina tidak memenuhi standard internasional dan merupakan produk GMO yang kemungkinan mengandung banyak bakteri dan membahayakan. Unit pengendalian pangan di Ukraina yang lemah turut membuat kemungkinan banyaknya bakteri pada gandum yang dikespor dan hal ini tentunya membahayakan masyarakat Indonesia yang banyak mengimpor gandum dari Ukraina. (Ctl)