Dulu ada film sinetron di TV yang menggunakan judul “Suami Suami Takut Istri”. Isinya seputar akting lelucon para komedian untuk menghibur para pemirsa. Saat film itu booming, maka saya sebagai anggota warga masyarakat Indonesia, tentu saja sesekali pernah menyaksikan tayangan tersebut di TV.
Dalam hal ini, tentu saya tidak akan bernostalgia mereview konten dari sinetron ini, namun dengan mengingat judul kocaknya itu, saya jadi teringat sabda Rasulullah SAW:
هَلَكَتِ الرِّجَالُ حِيْنَ أَطَاعَتِ النِّسَاءَ
“Kaum lelaki akan binasa manakala mereka taat kepada kaum wanita.” (HR. Imam Ahmad)
Apabila kaum laki-laki sudah mulai taat dan tunduk kepada kaum wanita, maka itu pertanda kebinasaan bagi kaum laki-laki. Dalam hadits lain disebutkan pula, bahwa tidak akan beruntung/berhasil suatu kaum yang urusan mereka diserahkan sepenuhnya kepada pemimpin wanita.
Allah telah menggariskan dalam Al-Quran:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوۡنَ عَلَى النِّسَآءِ
“Laki-laki (suami) itu pelindung/pemimpin bagi perempuan (istri).” (QS. An-Nisa Ayat 34).
Tentu dalam urusan berumah tangga, seorang suami itu boleh menuruti keinginan istri atau anak-anak wanitanya, karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu adalah tanggung jawab laki-laki (suami).
Namun tatkala seorang suami selalu pasrah ‘bongkokan’, kata orang Jawa, kepada istrinya, hingga sang istri yang paling dominan dalam mengatur segala permasalahan dalam rumah tangga, bahkan termasuk jadwal kerja, atau jadwal aktifitas suami di tengah masyarakat, dan segala hal yang semestinya menjadi hak suami, ternyata diambil alih oleh istrinya.
Maka di situlah hakikat suami sebagai kepala keluarga akan sirna, dan di saat itu pula sifat laki-laki yang seharusnya melekat pada suami itu sudah pudar atau rusak alias binasa, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.
Oleh : KH Luthfi Bashori Pengasuh PPIQ Singosari