Bahayakah STYREOFORM Dalam Makanan & Minuman

  • Whatsapp

Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Styrofoam bisa dibilang termasuk ke dalam kelompok plastik yang sering dijadikan wadah makanan atau minuman. Banyak orang yang menggunakan styrofoam sebagai wadah sebab harganya yang murah dan praktis dalam pemakaiannya. Namun efek samping yang ditimbulkan cukup buruk.Styrofoam mengandung beberapa zat kimia yang dipercaya bahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa di antaranya adalah benzene dan styrene yang telah dibuktikan dapat menyebabkan penyakit kanker.Bahkan badan kesehatan dunia, World Health Organization telah menyatakan bahwa benzene adalah zat kimia yang bersifat karsinogenik, atau dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh. Sedangkan fakta untuk styrene, tidak jauh berbeda dengan benzena, zat ini juga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Styrofoam mengandung bahan kimia yang diduga dapat menyebabkan
1. kanker
2. Gangguan penglihatan,
3. gangguan pendengaran,
4. Gangguan pada memori,
5. gangguan sistem saraf.

Bahan kimia yang pada styrofoam yang diduga dapat menyebabkan gangguan kesehatan adalah styrene dan polystyrene.Polystyrene merupakan jenis plastik yang digunakan sebagai wadah untuk makanan seperti cangkir minuman dan piring makanan. Polystyrene dibentuk dari proses polimerisasi dengan styrene. Styrene dapat ditemukan secara alami pada strawberry, kayu manis, kopi, dan Apakah kandungan berbahaya pada styrofoam?

Namun menurut FDA dua kandungan berbahay tersebut hanya mempengaruhi makanan dalam jumlah kecil. Pengaruhnya tidak dapat menyebabkan kerusaka organ tubuh atau penyakit tertentu.penggunaan styrofoam sebagai wadah untuk makanan seperti sebuah kebiasaan pada masa sekarang. Praktis dan efisien merupakan alasan penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan. Sering tersebar berita tentang bahay penggunaan styrofoam melalui media sosial sehingga menyebabkan beberapa orang merasa takut menggunakan styrofoam karena meyakini dapat mempengaruhi kesehatan. Namun, beberapa orang yang lain merasa tidak masalah menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan. Lalu sebenarnya, amankah penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan?

Menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan dianggap sebagai hal yang praktis dan murah. Padahal, kampanye bahaya styrofoam terhadap kesehatan manusia sudah lama digaungkan. Bahkan alternatif wadah makanan yang lebih aman pun sudah banyak dijual di pasaranStyrofoam sendiri adalah nama populer dari extruded polysyrene foam (APS) atau busa polistiren yang diekstrusi. Styrofoam terbuat dari polistiren, yakni zat kimia yang sifatnya ringan serta bisa berbentuk cair maupun diproses menjadi busa padat.Secara komersial, styrofoam banyak dimanfaatkan untuk melapisi koper hingga maupun papan seluncur. Dalam kehidupan sehari-hari pun, Anda mungkin sering menjumpai piring, mangkuk, maupun gelas berbahan styrofoam yang terasa ringan dan tidak tembus air.

Penggunaan styrofoam dinilai tidak ramah lingkungan karena susah untuk dilakukan daur ulang.Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan sekali pakai memiliki beberapa keuntungan, seperti :
1. Membantu mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
2. Tidak perlu membuang waktu untuk melakukan pencucian alat-alat makan seperti piring dan gelas.
3. Menghemat penggunaan air.

Berikut ini dampak dari bahaya styrofoam bagi lingkungan dan makhluk hidup:
1. Limbah Kelima Paling Berbahaya di Dunia ;WHO (World Health Organization) dan EPA (Environmental Protection Association) memasukkan styrofoam dalam kategori benda yang memiliki kandungan tidak sehat.
2. Merusak Lingkungan ;Karena sulit terurai secara alami, sampah dari styrofoam dapat mencemari lingkungan seperti pencemaran tanah dan pencemaran air.
3. Menghasil Gas Beracun Masih berkaitan dengan sulitnya styrofoam terurai secara alami, maka untuk mengurainya diperlukan teknologi tinggi dan mahal. Banyak masyarakat yang menghancurkannya dengan cara dibakar, namun justru akan menimbulkan bahaya baru berupa emisi beracun dan gas karbon yang beracun.
4. Meningkatkan Risiko Kanker WHO (World Health Organization) telah memberikan pernyataan bahwa benzene dan styrene (bahan pembuan styrofoam) bersifat karsiogenik dan dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh manusia jika kandungan di dalam tubuh melibih 5000 ppm.
5. Mengandung 57 Jenis Zat Berbahaya Dalam proses pembuatan styrofoam akan menimbulkan polusi udara berupa bau tidak sedap dan dapat mengganggu pernapasan. Dalam polusi yang dihasilkan tersebut, terkandung 57 macam zat berbahaya bagi makhluk hidup.
6. Merusak Lapisan Ozon :Bahan pembuatan styrofoam juga mengandung Polistirena dan gas CFC (freon) yang dapat merusak lapisan ozon.

PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian dari Universitas Padjadjaran, Bahaya styrofoam datang dari zat kimia bernama stirena yang digunakan untuk membentuk wadah. Stirena (styrene) adalah komponen utama penyusun styrofoam dan zat inilah yang merupakan cikal-bakal pembentuk polistirena.Zat stirena sendiri bila masuk ke dalam tubuh manusia akan menjadi racun dan akan menyebabkan gangguan pada sistem endokrin dan juga sistem reproduksi. Bahaya styrofoam bila dilihat dari penggunaan stirena ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, sebagai berikut:

Bila kita terpapar dosis sedang Kondisi ini terjadi ketika jumlah stirena yang meracuni tubuh hanya sedikit. Efek yang ditimbulkan antara lain berupa gangguan pada sistem pernapasan, iritasi kulit, dan iritasi mata.
Dan bila terpapar tinggi jika sudah sangat meracuni tubuh (misalnya akibat pemakaian styrofoam jangka panjang), maka stirena akan bersifat genotoksik (merusak DNA) dan karsiogenik (mengakibatkan kanker).
Selain kedua bahaya styrofoam di atas, stirena juga terbukti memiliki sifat ototoksik (meracuni telinga), nefrotoksik (merusak ginjal), hepatotoksik (merusak hati), bahkan menyebabkan depresi susunan saraf pusat. Selain stirena, styrofoam juga mengandung dua zat kimia lainnya, yakni butil hidroksi toluena dan klorofluorokarbon (CFC).Efek kedua bahan ini untuk kesehatan manusia mungkin tidak terlalu berbahaya dan merusak seperti halnya stirena. Namun keduanya merupakan zat kimia penyumbang kerusakan lingkungan yang cukup parah.

Butil hidroksi toluena adalah salah satu jenis plasticizer alias zat yang memberi sifat kokoh pada plastik, sehingga styrofoam tidak mudah rusak atau robek. Penambahan butik hidroksi toluena mengakibatkan styrofoam tidak bisa terurai secara alami, setidaknya hingga 500 tahun ke depan.Sementara itu, CFC merupakan zat polutif yang dapat menipiskan lapisan ozon. Beberapa perusahaan pembuat styrofoam memang sudah tidak memasukkan CFC dalam bahan baku.

EFEK DARI STEROFORM
1. Menyebabkan gangguan pada sistem saraf
2. Meningkatkan risiko leukemia dan limfoma
3. Dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin dan menyebabkan bayi lahir cacat

PEBCEGAHAN PRNGGUNAAN STEROFIRM
1. Jangan menggunakan styrofoam berulang kali. Gunakanlah hanya untuk satu kali pakai.
2. Hindari penggunaan styrofoam untuk makanan yang panas.
3. Jangan menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan yang akan dipanaskan.
4. Hindari kontak langsung dengan styrofoam, Anda bisa memberi plastik atau kertas nasi sebagai alas dari styrofoam.
5. Jika makanan bersifat asam, mengandung banyak lemak atau alkohol, maka sebaiknya hindari penggunaan styrofoam.

Demikian sekilas info tentang steroform,semoga bermanfaat.
RobertoNews 1635 《12.12.22 (06.38》
• Praktisi Dokter& Penulus Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait