Jombang | beritalima.com – Peringatan dua abad pondok pesantren Bahrul Ulum, dikemas dalam Bahtsul Masa’il Kubro se- Jawa Madura, dilaksanakan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren XLII tahun 2024, bertempat si Masjid Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Sabtu (7/12/2024).
Hadir pada saat pembukaan itu, KH. Wafiyul Ahdi Amanullah Ketua Umum Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Agus H. Adibussholeh Anwar Ketua Umum Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP), dan Mauidzoh Hasanah sekaligus pembukaan acara secara simbolis, KH. Anwar Manshur dan KH. Ahmad Hasan sekaligus penutup doa.
Ketua Umum FMPP menyampaikan, Bahtsul Masa’il sudah tiga kali dilaksanakan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, sedangkan usia FMPP sudah 29 tahun untuk mengawal musyawarah untuk membahas problematika yang ada di masyarakat.
FMPP ungkap Agus, mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat dan para kader tang hadir disini tidak hanya sebagai peserta akan tetapi nantinya bisa menjadi pengurus.
“Ini menjadi suatu harapan untuk mencetuskan masalah masalah sebesar mungkin harus bisa. Bahtsul Mas’il harus bisa diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam pemilihan ketua harus bisa diminati oleh masyarakat,” tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan Gus Wafi, panggilan akrabnya Wafiyul Ahdi Amanullah, menginformasikan dalam kegiatan Bahtsul Masa’il terdaftar 250 pesantren menghadiri Bahtsul Masa’il dan peringatan 2 abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
“Tradisi masih dipertahankan kendati waktu bermain ya bermain tapi waktu mengaji tidak mengurangi waktu pengajian,” terangnya.
Dalam pembukaan bahtsul masa’il ini tegasnya hadir antar ribath, antar OSIS, yang memberikan semangat. Bahkan dalam acara ini, datang jama’ah Malaysia yang tujuan utamanya ingin melihat kegiatan Bahtsul Masa’il di pondok pesantren ini.
Ditambahkan Direktur NU Online Pusat, KH. Hamzah Sahal mengajarkan masyarakat yang belum bisa mengaji bahkan yang umurnya sudah lebih dari 40 tahun belum mengerti tentang mandi zunub.
“Setiap hari kita pertanyakan, alhamdulillah sebelum Covid 19 kita lengkapi tajwid di dalamnya ada hafidz dan Hafidzoh. Bahkan sampai hari kader FMPP semuanya santri meskipun tidak nongol selama 21 tahun,” imbuhnya.
Jurnalis : Dedy Mulyadi