Medan, 3 Oktober 2018 (Humas Bakamla RI) — KN Bintang Laut 4801 Bakamla RI dan kapal patroli dari instansi maritim Indonesia lainnya seperti TNI AL, Polair, PSDKP KKP, KPLP, dan Ditjen Bea dan Cukai yang tergabung dalam Satgas Operasi Tindakan Maritim Malaysia – Indonesia atau Optima Malindo seri 27B/18, sandar di Belawan, Medan, untuk melaksanakan persiapan penutupan operasi, beberapa hari lalu.
Selain KN Bintang Laut 4801 Bakamla RI, unsur lain yang terlibat dari TNI AL, antara lain KRI Silea 858, dan KRI Sigurot 864. Dari Polair mengerahkan KP Taka 3010, PSDKP KKP mengerahkan KP-Hiu Macan Tutul 02, KPLP mengerahkan KN Rantos, dan dari Ditjen Bea dan Cukai mengerahkan kapal BC 7004.
Operasi Patkor Optima Malindo yang digelar sejak 20 – 30 September 2018 ini, melibatkan 7 kapal patroli instansi maritim Indonesia, 3 pesawat patroli udara maritim, dan 11 kapal patroli instansi maritim Malaysia ini. Operasi ini dilaksanakan untuk mengantisipasi dan mengatasi gangguan keamanan laut di perairan perbatasan kedua negara, khususnya di Selat Malaka.
Patkor Optima Malindo tahun 2018 yang dilaksanakan secara terkoordinasi di sepanjang Selat Malaka ini, secara umum berjalan dengan lancar dan berhasil mengamankan berbagai tindak kejahatan dan pelanggaran di laut. Kegiatan yang diselenggarakan dua kali dalam setahun ini merupakan implementasi dari hasil rapat Tim Perancang Operasi Maritim (TIPOM) oleh agensi maritim di kedua negara, yaitu Bakamla RI dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
Rencananya, Patkor Optima Malindo seri 27B/2018 secara resmi akan ditutup pada (5/10) di Medan, yang akan dihadiri oleh sejumlah pejabat instansi maritim dari Indonesia dan Malaysia.
Melalui operasi bersama dua negara ini, diharapkan dapat meminimalisir ancaman keamanan dan keselamatan laut, khususnya di Selat Malaka. Selain itu kegiatan ini juga sebagai wadah untuk mempererat hubungan baik antar kedua negara, khususnya antar aparat keamanan maritim di Indonesia dan Malaysia.