Manado, 28 Agustus 2018 (Humas Bakamla RI)— Usai pemantauan udara di wilayah perairan Zona Maritim Barat beberapa waktu lalu, Bakamla RI melanjutkan pengamanan laut via udara di wilayah Perairan Zona Maritim Tengah. Fery Darmawan,S.E. selaku Mission Commander Bhuana Nusantara menjelaskan tentang informasi lokasi anomaly kapal menjelang pesawat lepas landas untuk melakukan tugas pemantauan di Perairan Sulawesi, Senin (27/8/2018).
Untuk kesekian kalinya Fery Darmawan, yang sehari-harinya adalah Kepala Seksi Evaluasi Operasi Udara Maritim Bakamla RI memimpin sejumlah Personel On Board untuk melaksanakan pemantauan udara di wilayah perairan Indonesia. Patroli dilakukan dengan menyusuri area Perairan Sulawesi Selatan, Palu, Teluk Tomini dan Perairan Sulawesi Utara.
Koordinasi intens dilakukan selama operasi berlangsung, antara unsur udara dengan Pusat Informasi Maritim (PIM) untuk mengidentifikasi kapal yang memiliki anomaly tertentu beserta lokasi keberadaannya. Sementara itu, untuk penentuan titik RV operasi bersama laut dengan udara, unsur udara aktif melakukan koordinasi dengan Kapal Patroli Bakamla RI KN Singa Laut di Makassar.
Berdasarkan pantauan yang telah dilaksanakan dalam beberapa hari ini, Operasi Udara Bakamla RI dengan penerbangan Twin Otter oleh Pilot Capt. Eddy Irawan ini mendeteksi keberadaan rumpon, beberapa kapal nelayan, tugboat dan tanker di Perairan Selat Makassar dan Perairan Teluk Tomini. Sementara itu, operasi udara juga mendeteksi keberadaan beberapa kapal ikan di lokasi Perairan Mamuju, yang diduga menjadi lokasi pengeboman ikan oleh nelayan. Hal itu dikatakan oleh Komandan KN Singa Laut, saat berkesempatan mengikuti onboard di pesawat beberapa waktu lalu.
Operasi Udara Maritim Bhuana Nusantara ini merupakan salah satu bagian penting dalam perolehan informasi situasi keamanan dan keselamatan laut, dimana hasil yang diperoleh dari pantauan visual melalui udara ini akan diteruskan kepada unsur laut Bakamla RI dan unsur laut stakeholder terdekat untuk ditangani lebih lanjut.