BERAU, Beritalima.com – Sungguh malang nasib yang dialami Nur Fatiyah Az-zahra, balita berusia 4 tahun ini harus di operasi akibat tertusuk tusukan pentol jajananya di bagian mulut hingga menembus bagian dinding otak kecil. Akibat tusukan pentol itu, Nur Fatiyah Az-zahra akan menjalani opersi di RSUD Tarakan Kaltara setelah sebelumnya Rabu ( 7/7/2021) sempat mendapatkan penanganan medis oleh RSUD Abdul Rivai Berau, namun karena di RSUD Abdul Rivai tidak ada Dokter Spesialis Bedah syaraf, Nur Fatiyah Az-zahra terpaksa dirujuk ke RSUD Tarakan pada Jum’at (9/7/2021).
Saat ini kondisi Nur Fatiyah Az-zahra masih terbaring lemah diruang Anggrek kamar Nomor 3 lantai 3 RSUD Tarakan, Jalan Pulau Irian, Kelurahan Kampung 1 Skip, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.
Nur Fatiyah Az-zahra adalah buah hati dari pasangan Moh Suryadi Saputra(24) dan Santi Nur Jannah (23). Nur Fatiyah Az-zahra mendapat musibah saat bersama Neneknya Subernawaliana (46) ditempat berjualan di tepian sungai Jl.A Yani, naasnya saat usai mebeli jajanan pentol dan memakannya diduga sambil berlari lalu terjatuh, Nur Fatiyah Az-zahra tertusuk tusukan pentol yang terbuat dari bambu di bagian mulutnya , akibatnya balita 4 tahun ini harus di operasi di Rumah Sakit Tarakan . Kondisinya kini masih terbaring lemah menunggu tindakan Operasi.
Subernawaliana nenek Nur Fatiyah Az-zahra mengisahkan diawal kejadian cucunya yang Akhir- akhir ini sering ikut ke tempat berjualan dikarenakan ibunya baru sekitar sepekan lalu melahirkan. Nur Fatiyah Az-zahra oleh neneknya saat akan berjualan sering dibekali nasi, dibelikan sate, martabak, sosis dan pentol kesukaannya.
“Saat itu diberi uang sebesar Rp.5.000 ( Lima Ribu Rupiah ) untuk membeli pentol dan dimakan bersama nasi, namun saat pentol yang tinggal satu di ambil, saat itu sambil jalan kebelakang, saat Nur Fatiyah Az-zahra terjatuh namun saya tidak melihat persis terjatuhnya, namun ketika mendengar jeritan hesteris, saat itu saya melihat cucu saya dengan posisi sudah tertelungkup dan ketika mendekat sudah keadaan tertusuk”, ungkapnya.
Subernawaliana juga mengatakan, saat itu dirinya hanya melihat dengan jelas menggunakan peneranangan seadanya yaitu menggunakan lampu handphone, saat itu juga ia langsung membawa Nur Fatiyah Az-zahra ke klinik Kalimarau, namaun klinik tersebut sudah tutup dan beberapa menit kemudian ia membawanya ke praktek diarea pasar Teluk Bayur,tetapi dokter yang dijumpai tidak berani mencabut tusukan pentol yang menancap di mulut Nur Fatiyah Az-zahra karena tusukan agak dalam dirahang hingga kemudian akhirnya sekitar pukul 21.00 Wita ia membawanya ke RSUD Abdul Rivai .
Meski saat ini cucu kesayangannya telah dirujuk ke RSUD Tarakan, namun Subernawaliana mengeluhkan terkait tindakan medis yang dilakukan terhadap cucunya dimana sebelumnya lebih kurang 2 hari berada di ruangan rawat inap bogenvil RSUD Abdul Rivai dikarenakan tusukan pentol yang menancap dirahang cucunya tidak bisa dilakukan operasi hingga kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan pada Jum’at (9/7/21) pagi.
Menurutnya, memang informasi rujukan diberikan Perawat dan Dokter Bedah bahwa cucunya akan dirujuk ke RSUD Tarakan karena di Rumah Sakit tersebut mempuyai dokter Spesialis Bedah Syaraf dan bisa menangani dengan baik.
“Kita keluarga pasien setuju diberangkatkan ke Tarakan untuk di tangani disana, namun saat ini Jumat malam (9/7/2021)operasi belum juga dilakukan,”katanya .
Diakuinya, Setelah berada di RSUD Tarakan saat ini kondisi Nur Fatiyah Az-zahra memang jauh lebih baik dari sebelumnya, tinggal memastikan dengan dokter yang menangani kapan dilakukan operasi . Menurutnya saat ini cucu kesayangannya sudah diberi pereda sakit, suntik tetanus, dan infus. Ini semua kata Subernawaliana adalah berkat bantuan yang di berikan oleh pihak Baznas, Dinas Sosial Kabupaten Berau dan atas bantuan open donasi dari relawan Peduli Berau.
“Operasi akan dilakukan di RSUD Tarakan dan masih persiapan yang baik oleh para dokter spesialis rumah sakit . Secara pribadi saya dan keluarga banyak mengucapkan terimaksih atas bantuan yang telah diberikan, semoga amal kebaikan dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya.
Humas RSUD Abdul Rivai dr.Erva menjelaskan terkait penanganan pasien benama Nur Fatiyah Az-zahra, menurutnya lebih kurang 57 jam pihak rumah sakit berupaya semaksimal mungkin dan apa yang dilakukan telah telah memenuhi Standar Operasional Prosudur (SOP) baik itu pemberian nutrisi di dalam infus, dilakukan city scan oleh RSUD Abdul Rivai.
“Yang dialami pasien tidak bisa dicabut begitu saja tusuk pentol yang menancap di bagian mulut, tentu sangat beresiko jika dipaska pencabutan, memang seharusnya ditangani oleh dokter bedah syaraf, karena tembusnya sampai ke batang/dinding otak kecil maka otomatis dilakukan rujukan terhadap pasien,”ungkap dr.Erva diruang kerjanya Sabtu, (10/7/2021).
“Di Tarakan ada Dokter Spesialis Bedah Anak, Dokter Spesialis Bedah Umum, Anastesinya lengkap ada juga Dokter Spesialis Syaraf, ketika pasien sudah selesai dan tertangani dengan tindakan yang jelas, Dokter yang menangani pasien di RSUD Abdul Rivai sebelumnya telah melakukan komunikasi terkait tindakan medis yang dilakukan,”tambahnya.
dr Erva mengakui sebelumnya ada nya miss komunukasi dalam proses rujukan, akan tetapi dalam kondisi urgent dapat di lakukan penanganan lebih cepat, dan menurutnya hal tersebut sudah dilakukan, pemeriksaan pengiriman hasil laboratorium dan penunjang lainya telah di lakukan.
“Komunikasi melalui akun Whatapp terhadap rumah sakit yang dituju, biasanya kalau mereka tidak ada dokternya akan dijawab. Jika Dokter bedah spesialis tidak ada pasti akan di jawab , maka saya anggap ini mis komunikasi saya kira, namun hal semacam itu bisa terjadi mungkin pihak rumah sakit yang di tuju sedang sibuk “kata dia.
Hal senada juga disampaikan kepala ruangan bogenvil RSUD Abdul Rivai Suriansah, menurutnya, terkait rujukan yang dilakukan, tentu ada permintaan rujukan dari dokter yang menangani, jika ada pelayanan yang tidak dapat tertangani hingga dilakukan penjelasan dan informasi kepada keluarga pasien termasuk menghubungi rumah sakit tujuan rujukan.
“Terkait hal ini, kita telah melakukan komunikasi sejak siang sebelum pasien diberangkatkan dan telah ada respon, disana pasti dilakukan persiapan tenaga pendamping dari perawat bersama pasien, hingga sampai serah terima kerumah sakit yang dituju,”jelas dia. (#/Arie)