SURABAYA, beritalima.com | Kelangkaan gula yang memicu harga tinggi di pasar salah satunya dipicu oleh distributor nakal yang melakukan penimbunan stok di gudang.
Hal itu terungkap saat Direktorat Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukan penimbunan 300 ton gula oleh PT PAP di gudang PG Kebonagung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menanggapi hal itu, Bambang DH yang juga anggota Komisi III DPR RI mendesak polisi turun tangan, menindaklanjuti dengan proses pidana.
“Jangan hanya dibongkar, terus diminta distribusikan ke pasar, kemudian masalah dianggap selesai. Sebab potensi diulangi lagi sangat terbuka karena tidak ada efek jera nya, berupa sanksi hukum,” kata Bambang.
Apalagi, jelas- jelas tindakannya tersebut membuat masyarakat sebagai konsumen di rugikan. Bahkan timbul kepanikan pasar karena kenaikan harga gula sempat menyentuh Rp 20.000/ Kg. Kondisi makin runyam sebab Indonesia sedang dalam masa pandemi virus Covid-19.
Untuk sanksi pidana yang diberikan apabila pelaku usaha melanggar UU Pangan maka diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun atau denda paling banyak Rp 100 miliar. Untuk pelaku usaha melanggar ketentuan UU Perdagangan, maka pelaku usaha diancam pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 50 miliar.
” Sebaiknya diproses sesuai undang-undang yang berlaku. Agar distributor lain tidak melakukan tindakan serupa,” tandasnya.
Untuk diketahui, timbun gula milik empat distributor nakal disita oleh Kementerian Perdagangan RI melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen Tertib Niaga (PKTN) saat lakukan sidak, Rabu 20/5/2020, kemarin.
Mengutip keterangan tertulis Kemendag, distributor ini sengaja menjual harga gula di atas HET kepada distributor-distributor lainnya hingga mencapai 4-5 jalur distribusi sebelum gula dijual ke pengecer. Akibatnya beberapa waktu lalu harga gula di tingkat konsumen melambung hingga Rp18.000/kg dan mencapai puncaknya Rp22.000/kg di Manokwari dan di Malang mencapai Rp16.000/kg.
Dalam penggerebakan ini, sebanyak 300 ton gula konsumsi milik distributor pertama ini berhasil diamankan. Jumlah ini hanya sebagian kecil yang bisa diselamatkan. Diduga distributor gula ini telah menjual ribuan ton gula ke distributor lainnya hingga beberapa lapis distributor dengan harga Rp13.000/kg, jauh di atas harga acuan konsumen dan bahkan ada yang dijual lintas provinsi di wilayah Indonesia seperti ke Maluku dan Kalimantan.
“Hasil sitaan ratusan ton gula ini saya minta untuk langsung disitribusikan ke konsumen di pasaran sesuai dengan Harga Eceran Terendah (HET) yakni Rp 12.500 supaya harga gula kembali normal,” jelas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat berkunjung ke Pabrik Gula Kebon Agung.
Agus mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan masih ada oknum-oknum distributor gula yang memanfaatkan situasi sulit akibat virus corona dengan melalukan penimbunan gula.
“Setelah kami selidiki masih ada distributor nakal yang melakukan penimbunan,, tidak hanya di Malang, Jatim saja, ” jelasnya.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi kasus distributor nakal, pihaknya sudah menginstruksikan satgas pangan untuk mengawasi setiap distributor.
“Kalau sampai ketahuan ya akan kami beri sanksi administrasi maupun sanksi pencabutan hak distribusinya”, tegasnya. (Red).