JAKARTA, Beritalima.com– Pernyataan Presiden Jokowi terhadap rumitnya prosedur berinvestasi di Indonesia merupakan otokritik. Itu menunjukan presiden ingin menteri sebagai pembantu presiden terus berkerja, mencari kekurangan untuk bisa diperbaiki demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.
“Saya memahami presiden tidak puas dengan kinerja menteri dan kepala daerah yang masih mempersulit perizinan sehingga investor lari ke negara lain,” kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo usai menghadiri Musyawarah Pembangunan dan Perencanaan Nasional (Musrenbangnas), Kamis (9/5).
“Ketidakpuasan Jokowi karena masih berbelitnya prosedur berinvestasi di Indonesia tentu akan ditindaklanjuti dalam rapat kerja dengan DPR RI,” kata politisi senior Parrtai Golkar ini.
Wakil rakyat dari Dapil VII Jawa Tengah ini senang karena kritik itu adalah bentuk presiden tak puas dalam bekerja. Walau menjelang lima tahun awal kepemimpinannya, Indonesia telah mencapai banyak hal di bidang investasi.
“Indonesia menempati peringkat 73 Indeks Kemudahan Berusaha versi World Bank 2018. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia juga tinggi. Ini menunjukan Indonesia masih menjadi primadona investasi,” tutur Bamsoet.
Pria yang akrab disapa Bambsoet ini memandang membaiknya stabilitas sistem keuangan triwulan I/2019 juga harus didukung dengan membaiknya stabilitas politik nasional, terutama pasca Pemilu, pemangku kepentingan harus kembali solid sebagi satu bangsa.
“Percuma dunia memandang hebat Indonesia jika di dalam negeri malah ribut. Mari lupakan berbagai akibat pasca Pemilu kemarin. Waktunya menatap masa depan Indonesia menuju Indonesia Gemilang,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)