JAKARTA, Beritalima.com– Guna menjaga kedaulatan Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus meremajakan serta memodernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).
Itu dibuktikan dengan terus meningkatnya anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenham) dalam alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dengan begitu, pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia harus berdasarkan kapabilitas yang dituangkan dalam program Kekuatan Pokok Minimum (KPM).
“Peningkatan anggaran Kemenham bisa dilihat Rp 99,8 triliun di APBN 2018 menjadi Rp 108,4 triliun 2019 menjadikan Kemenham pada posisi kedua terbesar anggaran kementerian/lembaga,” kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo.
Itu dikatakan Bambang ketika memberikan Kuliah Kerja Pembangunan Nasional (KK Bangnas) Perwira Mahasiswa (Parsis) Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Angkatan 57 di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
Hadir Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Mayjen (Purn) Asril Hamzah Tanjung, Rudianto Then, Timbul Manurung (anggota Komisi I DPR RI), Komandan Seskoal Lakma TNI Amarulla Octavian dan Wakil Komandan Seskoal Laksma TNI Tatit Eko Wicaksono.
Alokasi anggaran Kemenhan terbagiRp 19,067 triliun untuk internal, Rp 7,961 triliun untuk Mabes TNI, Rp 47,54 triliun untuk TNI AD, Rp 18,25 triliun untuk TNI AL dan Rp 14,33 triliun untuk TNI AU. Dari sebarannya, 38,87 persen untuk belanja pegawai, 33,88 persen barang dan 27,25 persen modal.
“Sebagai sekolah tinggi di TNI AL punya tantangan membuat formulasi sistem keuangan militer, khususnya dalam mendiferensiasikan saat negara damai, dalam kondisi perang sampai situasi terburuk terjadi, negara kita siap mengantisipasinya.”
Kepada perwira yang mengikuti Seskoal diingatkan, abad ke-21 dunia dihadapkan ketidakpastian. Berbagai perubahan terjadi secara cepat seiring kemajuan informasi teknologi, yang pada akhirnya mempengaruhi perubahan sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan.
“Saat negara bertanggung jawab memperkuat Alutsista, Seskoal punya tanggungjawab mempertajam pola pikir prajurit dalam mengantisipasi berbagai ancaman yang datang. Bagaimana juga, the man behind the gun adalah kunci utama menjaga kedaulatan negara.”
Sebagai penerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana dari TNI AL, pria yang akrab disapa Bamsoet mengapresiasi visi pemerintahan Jokowi yang menjadikan Indonesia Poros Maritim Dunia. Konsekuensinya, TNI AL harus bisa menjaga kedaulatan dan kekayaan laut dari ancaman, agar potensi laut dapat dimaksimalkan untuk kemakmuran bangsa.
Agresifitas Tiongkok di Laut Natuna maupun posisi geografis Indonesia pada jalur ring of fire dunia, merupakan dua hal yang harus diwaspadai. “Selain itu, TNI AL juga harus bisa mengantisipasi berbagai pelanggaran wilayah oleh kapal asing yang menyelundupkan narkoba, illegal fishing, illegal logging, imigran gelap, perompakan dan pembajakan,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)