JAKARTA, Beritalima.com– Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bersama TNI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem perawatan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Indonesia.
“Ke depan, kita tidak boleh lagi membeli Alutsista bekas. Jika perlu, lakukan audit terhadap sistem perawatan, perbaikan serta pemeriksaan (Maintenance, Repair and Overhaul/MRO) agar ketidak ada lagi nyawa prajurit yang gugur dalam latihan,” kata politisi senior Partai Golkar itu di Jakarta, awal pekan ini.
Hal tersebut dikatakan wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah terkait dengan tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 saat latihan di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4) yang menelan 53 personil TNI AL di dalam Alutsista buatan Jerman itu dinyatakan gugur.
Laki-laki yang akrab disapa Bamsoet itu menyatakan berduka atas gugurnya 53 personil KRI Nanggala 402. Dirinya juga mendukung rencana Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memberikan kenaikan pangkat secara berjenjang terhadap seluruh personil yang gugur dalam tugas negara.
Insya Allah, lanjut Bamsoet, berbagai pengabdian yang telah mereka berikan untuk negara, dicatat sebagai tambahan amal ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap tabah dan mengikhlaskan kepergian mereka.
“Keluarga yang ditinggalkan harus bangga karena mereka adalah patriot kebanggaan bangsa, mengabdikan dirinya sebagai prajurit yang menjaga kedaulatan negara,” jelas Bamsoet.
Dia mengajak kaum muslimin melaksanakan shalat ghaib berjemaah atau sendiri-sendiri, sekaligus mendoakan 53 awak KRI Nanggala 402. Begitu juga dengan pemeluk agama lainnya, bisa memanjatkan doa sesuai ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing.
Ditekankan Bamsoet, negara juga harus hadir dan tidak boleh melupakan pengabdian para prajurit KRI Nanggala 402. Salah satu bentuk kehadiran negara, bisa dilakukan dengan memberikan perhatian khusus kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Selain kenaikan pangkat, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga bisa memberikan beasiswa buat putri-putri personil KRI Nanggala 402 sehingga masa depan mereka tetap terjamin.”
Bamsoet mendorong agar proses evakuasi jenazah seluruh prajurit beserta pecahan kapal KRI Nanggala 402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut itu, bisa terus dilakukan. Terlebih saat ini Indonesia sudah mendapat bantuan dari organisasi operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional, yakni International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo). (akhir)