JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo minta pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menetapkan gempa bumi Lombok sebagai bencana nasional.
Soalnya, kata Bamsoet kepada sejumlah awak media di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (10/8), upaya bantuan musibah gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) belum maksimal. Selain itu, volume gempa susulan cukup tinggi, bahkan sampai 6,2 Skala Ritcher (SR).
Dengan ditetapkannya gempa Lombok sebagai bencana nasional, bantuan terhadap para korban dapat lebih maksimal sehingga penderitaan rakyat setempat yang kena bencana dapat segera teratasi.
Politisi senior Partai Golkar tersebut juga mendorong Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama dan kesejahteraan mendesak Kementerian Sosial (Kemensos), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Pemerintah Daerah setempat untuk selalu tetap waspada.
“Informasi dari BMKG juga harus diperhatian serius karena gempa susulan tak hanya sering tetapi juga cukup besar. Dengan memperhatikan informasi BMKG, hal-hal yang tidak diinginkan bisa di atasi, paling tidak dikurangi,” kata wakil rakyat dari Dapil Provinsi Jawa Tengah VII tersebut.
Kepada Kemensos yang memobilisasi bantuan, Bamsoet meminta agar bantuan yang disalurkan itu tepat sasaran dengan memperhatikan informasi dan data yang sudah diverifikasi BPBD seperti 259 korban meninggal dunia, 1.033 luka berat, 270.168 orang mengungsi, serta beberapa bangunan yang rusak yaitu 67.857 unit rumah, 468 sekolah, 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 unit musala, dan 20 unit perkantoran.
Bamoset melalui Komisi III DPR RI juga meminta jajaran Kepolisian RI untuk tetap siaga dalam menjaga ketertiban dan keamanan terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan situasi di Lombok, agar dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat yang terdampak musibah.
“Masyarakat yang berada di daerah Lombok Utara dan sekitarnya juga diminta untuk tetap waspada terhadap gempa susulan, serta melakukan evakuasi dengan mencari tempat terbuka dan jauh dari bangunan tinggi,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)