JAKARTA, Beritalima.com– Penting keterlibatan parlemen dalam memberi dalam memberi dukungan terhadap berbagai program International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB).
Soalnya, kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo dalam keterangan pers yang diterima awak media, Senin (8/10) sinergisitas parlemen dengan IMF dan WB penting dalam menciptakan kebijakan politik positif buat negara-negara penerima bantuan serta pinjaman dari IMF dan WB.
“Saya mengapresiasi terselengaranya pertemuan IMF dan WB dengan para anggota parlemen sedunia. IMF dan WB memiliki resources dan expert di berbagai aspek pembangunan, sehingga pertemuan ini tepat bagi anggota parlemen untuk berbagi pengetahuan dan informasi guna mendapatkan hasil pembangunan yang bermanfaat,” kata Bambang saat pembukaan Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Pertemuan dua hari itu dihadiri sekitar 60 delegasi dari 25 negara antara lain Bangladesh, Bhutan, Kamerun, Perancis, India, Iran, Jordania, Kenya, Kosovo, Madagaskar, Malaysia, Malawi, Moroko, Nepal, Portugal, Senegal, Uganda, Tunisia, Switzerland dan Afrika Selatan.
Pertemuan membahas isu-isu tentang investasi Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya mengenai hal konkrit yang dapat dilakukan anggota parlemen dalam mengoptimalkan SDM, memastikan tercapainya program pembangunan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah.
“SDM memegang peranan dalam pembangunan suatu bangsa. Investasi di SDM dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, sehingga mampu mendorong pemberantasan kemiskinan dan pencapaian kemakmuran bersama. SDM erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030.” .
Dikatakan politisi ini, Indonesia memprioritaskan investasi pembangunan manusia sebagai upaya memajukan bangsa dan menghadapi tantangan global. Karena faktor demografi yang bagus, Indonesia telah melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Terobosan ini terwujud melalui berbagai bidang, misalnya pendidikan untuk mendorong inovasi SDM yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi, peningkatan akses dan kualitas kesehatan, perlindungan sosial untuk mendorong produktivitas SDM dan pembangunan infrastruktur guna mendorong daya saing melalui terobosan pembiayaan kreatif,” jelas dia.
Pada Forum Ekonomi Dunia 2017, indeks global SDM manusia Indonesia meningkat terutama di bidang pendidikan. Indonesia kini menempati urutan ke-65 dari 130 negara. Tahun sebelumnya, Indonesia menduduki peringkat ke-72.
“Ini dapat tercapai karena Indonesia punya kebijakan bagus dalam hal anggaran, dimana 20 persen APBN dialokasikan untuk pendidikan. Kita juga memiliki beberapa program pendidikan yang sangat merakyat, yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bidik misi, ataupun sistem keamanan nasional di sektor kesehatan,” terang Bamsoet.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, tantangan yang harus mendapat perhatian serius terkait SDM adalah revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 memberikan dampak besar terhadap perekonomian global melalui otomisasi pekerjaan sekaligus memberikan peluang meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia menyadari pentingnya pembangunan digital terhadap masa depan bangsa. Kemajuan teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan negara.
“Untuk itu, dibutuhkan reformasi kebijakan yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi, dan perlu memastikan tidak adanya yang tertinggal dalam mengakses teknologi,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)