JAKARTA, Beritalima.com– Keunggulan aspek geografis Indonesia berupa Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,8 juta km2 ditambah dengan potensi kewilayahan perairan dan kepulauan harus bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa Indonesia.
“Kesemuanya menjadi kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan diri menjadi Poros Maratim Dunia. Berkah negara maritim, potensi sektor perikanan menjadi penunjang bagi bangsa Indonesia untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa,” jelas Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo.
Hal tersebut dikatakan politisi senior Partai Golkar ini saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker Seminar Nasional Road Map Pembangunan Perikanan Nasional 2020-2024 di Jakarta, Rabu (31/7).
Dalam rangka mewujudkan pembangunan perikanan nasional yang berkelanjutan serta menjaga stok terus meningkat, kata pria yang akrab disapa Bamsoet ini memaparkan ada aspek yang perlu diperhatikan.
Aspek pertama menyangkut pengelolaan perikanan dengan menggambarkan tentang pemanfaatan perikanan yang lestari untuk pangan. Kedua, menciptakan ekosistem laut yang sehat dan produktif dengan menggambarkan perlindungan dan konservasi perairan.
“Selain itu, DPR RI mengharapkan agar pembangunan berkelanjutan sektor perikanan tidak hanya mencukupi kebutuhan konsumsi domestik saja. Tetapi juga memiliki nilai tambah yang tinggi dan kompetitif karena dihasilkan dari sumber yang terjaga dan berkelanjutan,” tutur Bamsoet.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini juga mengingatkan bahwa perubahan iklim sangat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan sektor perikanan dan kelautan. Ancaman perubahan iklim dan kenaikan suhu laut mempengaruhi arus migrasi ikan dan stok ikan.
“Peran pemerintah, akademisi, praktisi, riset dan sains dibutuhkan untuk memberikan solusi dalam meminimalisir ancaman perubahan iklim tersebut. Kita memang tak bisa melawan alam, namun kita bisa menciptakan keseimbangan alam,” kata Bamsoet.
Karena itu, Bamsoet mengharapkan pembangunan perikanan Indonesia dikembangkan dengan mempertimbangkan kesehatan ekologi, meminimalkan gangguan yang menghambat keanekaragaman, struktur, fungsi ekosistem dikelola dan dioperasikan secara adil dan bertanggung jawab, sesuai hukum dan peraturan.
“Hal ini menguntungkan nelayan lokal karena hasil tangkapannya meningkat yang gilirannya meningkatkan konsumsi ikan nasional. Saat ini produksi perikanan tangkap laut Indonesia mencapai 6,7 juta ton dengan konsumsi nasional 50,69 Kg/kapita. Ke depan akan terus kita tingkatkan agar produksi mencapai 10 juta ton lebih dan konsumsi mencapai 90 Kg/kapita,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)