JAKARTA, Beritalima.com– Pemuda zaman now harus mampu menjadi motor pembangunan. Mereka tidak boleh kalah dengan para pemuda di era kemerdekaan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo dalam kata sambutan dia dalam acara pembukaan Kongres Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (1/12).
Jika dulu pemuda berperan sebagai motor kemerdekaan, saat ini yang dibutuhkan adalah pemuda yang menjadi motor pembangunan. Bung Karno pernah mengatakan ‘Beri Aku 10 Pemuda, Akan Ku Guncang Dunia’.
“Jika Bung Karno memiliki optimisme begitu tinggi terhadap pemuda, saya juga punya optimisme yang sangat tinggi bahwa pemuda-pemuda yang ada dihadapan saya saat ini mampu memberikan peran aktif terhadap proses pembangunan dan menjadi solusi atas permasalahan bangsa,” kata dia.
Politisi senior Partai Golkar ini memaparkan. dalam bisnis khususnya start up, Indonesia patut berbangga karena mempunyai CEO-CEO muda dengan ide-ide yang brilian.
Misalkan Achmad Zacky dengan bukalapaknya, Nadiem Makarim dengan Gojeknya, William Tanujaya dengan Tokopedianya, Ferry Unardi dengan Travelokanya dan masih banyak lagi.
“Yang ingin saya garis bawahi, jika kita mempunyai sumber daya yang brilian dan banyak untuk bidang bisnis,seharusnya kita juga tidak kekurangan sumber daya yang brilian untuk bidang politik dan kebijakan publik,” kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet.
Usia muda, kata Bamsoet, bukan menjadi hambatan untuk menduduki pos-pos tertinggi negara. Sebut saja Sebastian Kurz yang menjadi Kanselir Austria pada usia 31 tahun, Macron yang menjadi Presiden Perancis dalam usia 39 tahun, Justin Trudeau yang menjadi Perdana Menteri Kanada pada usia 44 tahun.
“Kita melihat, dunia tidak lagi menggunakan patronage system, melainkan merit system sehingga mereka yang berprestasi akan berkesempatan dan berpotensi menjadi pemimpin. KNPI harus mampu menjadi embrio yang melahirkan pemimpin bangsa,” tutur Bamsoet.
Bamsoet mengingatkan, ada ancaman yang tidak kalah besar dan siap menerkam para pemuda. Sebagai contoh, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba di Indonesia yang terbesar di Asia, mencapai 5,1 juta orang. Ironisnya, 40 persen adalah pemuda.
Selain itu kita juga menghadapi permasalahan berupa pengangguran yang tinggi dan berkontribusi terhadap tingkat kriminalitas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran 6,87 juta jiwa.
Ancaman lain mengintai pemuda yaitu bertebarannya ideologi yang mengancam NKRI, panasnya perseteruan pertarungan Pemilu, maraknya hoax yang disebabkan rendahnya minat baca dan masih banyak potensi-potensi permasalahan lainnya.
Berbagai masalah itu, kata Bamsoet, membutuhkan solusi yang out of the box dan secara implementasi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus ada upaya terintegrasi oleh seluruh stake holder bangsa.
Bamsoet mengakupunya keyakinan yang tinggi akan potensi KNPI untuk memecahkan masalah-masalah bangsa. KNPI sebuah organisasi yang unik, sangat dinamis dan penuh warna karena dibangun sebagai wadah pemuda lintas organisasi, lintas agama, lintas profesi, lintas wilayah dan lintas partai. (akhir)