Bamsoet: PT Miliki Peran Vital Dalam Pengembangan Ilmu Penge

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diikuti dengan pengembangan kompetensi para calon tenaga kerja harus mendapatkan prioritas utama.

“Peningkatan itu harus pula disesuaikan dengan potensi daerah. Artinya, produk dari dunia pendidikan harus memiliki keterkaitan dengan dunia kerja dan inovasi serta teknologi,” kata Ketua DPR RI Bambang Soesatyo.

Itu dikatakan laki-laki yang akrab disapa Bamsoet itu ketika memberikan orasi ilmiah wisuda mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI) di Jakarta, Senin (22/10).

“Dalam konteks ini revisi UU No: 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus jadi panduan dalam memperbaiki kualitas SDM di Indonesia.

Karena itu, revisi ini jadi panduan meletakan hasil penelitian agar punya daya manfaat bagi perencanaan pembangunan secara luas, khususnya bagi penguatan kualitas SDM dan tenaga kerja Indonesia.

Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, penciptaan SDM unggul dan berfungsi menopang pembangunan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia. Perubahan struktural yang sangat cepat tanpa didukung SDM yang mumpuni hanya akan menghasilkan ketimpangan dan pengangguran yang makin luas.

“Daya ungkit pembangunan akan ditopang kualitas penduduk berpendidikan tinggi, memiliki wawasan luas, berketerampilan, memiliki kemahiran teknis, serta memiliki penguasaan terhadap teknologi handal,” tegas politisi senior Partai Golkar ini.

Sejalan dengan hal itu, wakil rakyat Dapil Provinsi Jawa Tengah ini memandang Perguruan Tinggi (PT) memiliki peranan vital dalam memberikan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset untuk melahirkan invensi serta inovasi dalam segala bidang.

Peranan tersebut secara langsung memiliki dampak dengan keberhasilan pembangunan. Pendidikan memegang peranan krusial untuk meningkatkan kualitas pekerja Indonesia.

“Pekerja kita, masih didominasi tenaga kerja berpendidikan rendah, SD 52,4 juta orang (43,46 persen) dan SMP21,5 juta (17,80 persen). Pekerja dengan kualifikasi PT hanya 13,7 juta orang mencakup 3,2 juta orang (2,65 persen) berpendidikan diploma dan 10,5 juta orang (8,69 persen) berpendidikan PT,” papar Bamsoet.

Dalam jangka pendek, kata dia, peran Kementerian Ketenagakerjaan dan BNP2TKI menjadi ujung tombak peningkatan kompetensi para pekerja Indonesia yang makin sulit mencari lapangan kerja.

Namun, dalam jangka menengah dan panjang perguruan tinggi memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam mencetak kualitas tenaga kerja yang mahir dan mumpuni.

Perguruan tinggi harus berada di garda depan Indonesia untuk memenangkan kompetisi global. Karena itu unsur penting yang dihasilkan dari lulusan perguruan tinggi adalah kapabilitas yang didalamnya berisi tentang kompetensi, kemahiran, integritas dan profesionalisme.

“Tujuan-tujuan dari proses pembelajaran yang lebih terbuka dan fleksibel akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan serta kapasitasnya,” jelas Bamsoet.

Dia memandang, investasi dalam bidang pendidikan bukanlah pekerjaan instan dan sesaat. Tetapi membutuhkan waktu, energi dan dana yang besar. Alokasi anggaran pendidikan yang cukup besar mestinya dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.

Pertanggungjawaban itu dapat diukur sejauhmana dampak yang dihasilkan dari anggaran yang ada. Peningkatan anggaran untuk kegiatan riset mesti dijadikan prioritas utama.

Selama ini alokasi anggaran untuk riset di Indonesia baru mencapai 0,25 persen dari PDB dengan rincian dari swasta 0,04 persen dan alokasi negara 0,21 persen. Anggaran itu masih jauh dibawah Malaysia yang sudah mencapai 1,25 persen dari PDB, China 2,0 persen, Singapura 2,20 persen, Jepang 3,60 persen, Korea Selatan, 4,0 persen, Jerman 2,90 persen, Swedia 3,20 persen dan Amerika Serikat 2,75 persen.

Wakil Ketua Umum KADIN ini berharap, pasca kelulusan para wisudawan dapat berkarya dalam bidang dan keahlian masing-masing dengan tetap menjaga spirit, etika, moral dan norma intelektual yang telah didapatkan selama masa kuliah.
Sarjana baru juga diharapkan mampu menjaga integritas profesionalisme sebagai bentuk pengabdian kepada nusa, bangsa dan agama. Teruslah berkarya, berani bermimpi besar, fokus pada usaha dan tujuan serta jangan pernah takut untuk gagal.

“Banyak cerita orang sukses yang berangkat dari kegagalan demi kegagalan. Mereka tak pernah mengeluh, tetapi selalu memiliki optimisme untuk bangkit dari kesalahan dan kegagalan,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *