JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengharapakan parlemen Indonesia dan Turki tetap konsisten memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan di dunia.
“Terlebih konstitutusi kedua negara menjamin partisipasi aktif dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia,” kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet ini
kepada Wakil Ketua Parlemen Turki, Mustafa Sentop, sebelum pertemuan Ketua Parlemen Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia (MIKTA) di Nusa Dua, Bali, Sabtu (15/9).
Dikatakan, parlemen Indonesia dan Turki telah bekerjasama baik di berbagai forum internasional dalam memperjuangkan Palestina dan krisis kemanusiaan diberbagai belahan dunia.
“Kami berharap kerjasama itu dapat ditingkatkan di masa yang akan datang serta mendukung upaya United Nations Relief and Works Agency (UNWRA) dalam membantu pengungsi Palestina,” harap Bamsoet.
Pada acara itu Bamsoet dampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fadel Muhammad (Golkar), Hasrul Azwar (PPP), Sekjen DPR RI Indra Iskandar, Dirjen Kerjasama Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard, sedangkan Mustafa ditemani anggota parlemen Turki Mustafa Elitas serta Erhan Usta.
Politisi senior Partai Golkar ini mengapresiasi peningkatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang. Dia optimis hubungan kedua negara menguat masa mendatang, terutama antar parlemen.
“Indonesia dan Turki merupakan dua negara muslim besar dengan sistem pemerintahan yang demokratis. Keduanya merupakan focal point dalam pengembangan Islam moderat dan sekaligus sinergi dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme,” kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memandang Turki sebagai mitra penting dan strategis dalam bidang pertahanan. Kerjasama pengembangan industri pertahanan melalui PT Pindad bersama FNSS Turki 2016, patut diapreasiasi sebagai upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia dan Turki memiliki kedaulatan untuk menentukan sikap terutama terkait dalam isu keamanan dan perdamaian internasional. “Karena itu, kita berharap Indonesia-Turki bekerjasama menangkal ancaman dan intervensi asing yang mencoba membatasi kebebasan kita menentukan sikap sebagai negara yang berdaulat,” urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN ini memaparkan, total perdagangan Indonesia dan Turki mengalami peningkatan dari 1,3 juta USD 2016, menjadi 1,7 juta USD pada tahun 2017.
Kerjasama ini perlu ditingkatkan melalui Indonesia Turkey Comprehensive Economy Partnership (IT CEPA) yang sedang dalam tahap perundingan, sehingga hambatan ekspor kedua negara dapat dikurangi.
“DPR RI juga mendukung peningkatan investasi Turki ke Indonesia. Iklim investasi yang kondusif serta peningkatan tingkat kemudahan berbisnis dari urutan ke- 91 pada tahun 2016, menjadi urutan ke-72 pada tahun 2017 menjadi daya tarik bagi investor asing,” tutur Bamsoet.
Legislator Partai Golkar dari Dapil Provinsi Jawa Tengah ini mengungkapkan, Indonesia saat ini mengembangkan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah. Pembiayaan digunakan untuk membangun infrastruktur tanpa mengandalkan anggaran pemerintah.
“Kami mengundang para investor Turki untuk berpartisipasi dalam program ini. Kami juga berharap Turki dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam di dunia, terutama dalam pembangunan infrastruktur,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)