Surabaya,- Hampir tiap tahun, Provinsi Jawa Timur merupakan icon utama sasaran pelaksanaan program TMMD.
Bahkan, saat ini, terdapat lima daerah terisolir yang dijadikan sasaran pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa tersebut.
Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, S. IP, M. M.
Menurutnya, program TMMD sangat diharapkan keberadaannya oleh seluruh masyarakat yang tinggal di daerah terisolir. “TMMD, sangat berperan aktif dalam kemajuan desa terisolir,” ujarnya.
Seperti halnya pelaksanaan TMMD saat ini, mantan Dansatgas Indobatt tahun 2016 lalu ini menyebut jika keceriaan di wajah masyarakat yang Desanya dijadikan sasaran pelaksanaan TMMD, mulai terpancar. “Tidak sedikit, banyak juga warga yang mengapresiasi keberadaan TMMD saat ini,” ucapnya.
Bahkan, kata Kapendam, keberadaan TMMD saat ini, dinilai mampu menghidupkan semangat kegotong-royongan masyarakat yang selama ini sudah didamba-dambakan keberadaannya. “Semua masyarakat, saling bahu-membahu untuk perkembangan desanya,” tuturnya.
Sementara itu, hal senada juga dikatakan oleh Dansatgas TMMD Kodim 0811/Tuban, Letkol Inf Nur Wicahyanto, S. E. Dandim Tuban itu menuturkan, TMMD memiliki visi dan misi yang dinilai sangat penting. Tak hanya memberikan kemajuan desa saja. Namun, kata dia, TMMD juga memiliki peran dalam menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat di lokasi TMMD. “Itu kami lakukan melalui program non fisik TMMD,” bebernya.
Ngadiman (52), warga Desa Brangkal, Kabupaten Tuban yang saat ini rumahnya dijadikan sasaran pelaksanaan RTLH oleh Satgas TMMD, membenarkan hal tersebut. Menurut bapak tiga anak itu, semangat kegotong-royongan warga di desanya, seketika muncul ketika Satgas TMMD merenovasi rumah miliknya.
“Apalagi kalau pas hari minggu pak, hampir semua warga ikut membantu bapak-bapak (Satgas) ini memperbaiki rumah saya,” ujarnya ketika ditemui di rumahnya. Rabu, 20 Maret 2019 siang.
Bahkan, kata dia, tak seperti biasanya warga di tempat ia tinggal, memiliki semangat gotong-royong seperti saat ini. “Bagaimana ya pak, tidak seperti biasanya,” ungkapnya. (Pen)