Banjir Kapuas Hulu, Sebanyak 14.889 Jiwa di 47 Desa Terdampak

  • Whatsapp

JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu melaporkan perkembangan data terkait banjir di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang mana sebanyak 6.165 KK atau 14.889 warga yang tinggal di 47 desa telah terdampak.

Adapun sebaran wilayah korban yang terdampak antara lain; 1.147 KK/4.112 jiwa di Kecamatan Hulu Gurung, 649 KK/2.589 jiwa di Kecamatan Silat Hulu, 3.879 KK/6.537 jiwa di Kecamatan Boyang Tanjung, 190 KK/569 jiwa di Kecamatan Pengkadan, 118 KK/472 jiwa di Kecamatan Bunut Hulu dan 182 KK/610 jiwa di Kecamatan Silat Hilir.

Dari keseluruhan warga yang terdampak, BPBD Kabupaten Kapuas Hulu mencatat ada sebanyak 398 KK terpaksa harus mengungsi dengan rincian; 127 KK di Desa Nanga Luan, 89 KK di Desa Entebi dan 182 KK di Desa Bongkong.

Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Kapuas Hulu telah merangkum sebaran wilayah desa yang terdampak meliputi Desa Nanga Yen, Desa Tepuai, Desa Sejahtera Mandiri, Desa Karya Mandiri, Landau Kumpang, Desa Kelakar, Desa Bugang, Desa Simpang Sinara di Kecamatan Hulu Gurung.

Selanjutnya Desa Dangkan kota, Desa Entebi, Desa Landau badai, Desa Landau rantau, Desa Lebak jemah, Desa Nanga Dangkan, Desa Nanga luan, Desa Nanga Lungu, Desa Nanga Ngeri, Desa Riam Tapang, Desa Selangkai, Desa Selimu di Kecamatan Silat Hulu.

Kemudian Desa Nanga Betung, Desa Landau Mentail, Desa Nanga Jemah, Desa Riam Mengelai, Desa Sri Wangi, Desa Nanga Sangan, Desa Tubang Jaya, Desa Boyan Tanjung, Desa Mujan, Desa Pemawan, Desa Karya Maju, Desa Nanga Ret, Desa Nanga Danau, Desa Nanga Boyan, Desa Delintas Jaya, Desa Teluk Geruguk di Kecamatan Boyan Tanjung.

Berikutnya Desa Jajang, Desa Mawan, Desa Kerangan Panjang di Kecamatan Pengkadan, Desa Riam Piang, Desa Semangut Utara, Desa Nanga Semangut, desa temuyuk, desa landau apus di Kecamatan Bunut Hulu, Desa Suka Maju dan Desa Tangai Jaya di Kecamatan Mentebah dan Desa Bongkong di Kecamatan Silat Hilir.

Selain itu, BPBD Kapuas Hulu juga mencatat kerugian materil sementara akibat banjir meliputi 961 unit rumah dan 55 unit fasilitas umum terdampak di Kecamatan Hulu Gurung.

Kemudian di Kecamatan Silat Hulu ada sebanyak 10 rumah roboh, 427 lainya terendam, 25 fasilitas umum terdampak, 1 fasilitas pendidikan, 1 perpustakaan, 1 kantor desa, 2 masjid, 1 fasilitas kesehatan, 1 balai posyandu dan 1 unit gedung serbaguna terdampak.

Selanjutnya sebanyak 2.097 rumah dan 54 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Boyan Tanjung. Kemudian ada 217 unit rumah dan 7 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Pengkadan dan 150 unit rumah terendam di Kecamatan Silat Hilir.

Berdasarkan asesmen sementara tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, kebutuhan yang mendesak dalam penanganan darurat antara lain perbaikan kerusakan fasilitas umum yang rusak akibat banjir tersebut, tempat pengungsian sementara, kebutuhan dasar pangan seperti makanan pokok, makanan siap saji, makanan tambahan, makanan pelengkap, MP ASI, air minum dan air bersih.

Berikutnya adalah kebutuhan dasar sandang meliputi family kit, selimut, sarung, daster, pakaian dewasa/anak, handuk, pembalut wanita, perlengkapan mandi dan alas tidur. Kemudian juga kebutuhan kesehatan, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan, bahan pakai habis dan kesehatan lingkungan.

Adapun Kebutuhan darurat lainnya meliputi air bersih dan MCK/Sanitasi, jerigen air, sarana angkutan logistik dan utilitas lainnya seperti BBM, listrik dan jaringan telekomunikasi.

Berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (15/7) pukul 23.05 WIB, tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu masih berada di lapangan untuk terus melakukan pendataan lebih lanjut.

Dalam upaya tersebut, tim mengalami kendala jaringan telekomunikasi sehingga pelaporan perkembangan data dan informasi menjadi terhambat.

Sementara itu, BNPB telah melihat bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan wilayah yang memiliki tingkat risiko banjir sedang hingga tinggi dan memiliki catatan sebanyak delapan kejadian banjir selama 2020, sebagaimana menurut monitoring inaRisk dan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI).

Data inaRisk menyebutkan ada sebanyak 25 kecamatan yang berpotensi terdampak dengan luas wilayah mencapai 80.282 hektar.

Selanjutnya, DIBI telah mencatat selama kurun 2020 ada sebanyak 20.055 rumah terendam banjir dan 138.357 jiwa yang terdampak.

Melihat dari catatan tersebut, maka BNPB meminta agar seluruh pemangku kebijakan yang ada di wilayah tersebut dapat mengambil segala upaya yang dianggap perlu dalam rangka mitigasi, pengurangan risiko dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

Di samping itu, BNPB juga mengimbau agar seluruh unsur baik pemerintah daerah maupun masyarakatnya dapat memantau perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan melihat wilayah kajian risiko bencana melalui inaRisk BNPB.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait