KUPANG, BERITALIMA.COM – Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang kembali mendapatkan bantuan CRS (Corporate Social Responsibilty) bidang pendidikan dari Bank NTT. CSR ini berbentuk beasiswa sebesar Rp 90 juta yang diberikan oleh Bank NTT kepada 45 orang mahasiswa UKAW Kupang.
Bantuan CSR ini diserahkan langsung Direktur Pemasaran Dana Bank NTT/Plt. Direktur Umum Bank NTT, Alex Riwu Kaho kepada Rektor UKAW Kupang, Frankie Salean, disela-sela acara launching program ‘ Dia Bisa ‘ (Digital Agen Bank NTT dan Mahasiswa), yakni program kerjasama Bank NTT dan UKAW Kupang dalam rangka menciptakan mahasiswa sebagai enterpreuner muda, Jumat, (29/3).
Tak hanya itu, Bank NTT juga menyerahkan bantuan di bidang lingkungan berupa 20 unit tempat sampah untuk ditempatkan di lingkungan kampus UKAW Kupang, serta 60 smartphone gratis khususnya mahasiswa yang mendapat program ‘ Dia Bisa ‘ (Digital Agen Bank NTT dan Mahasiswa).
Rektor UKAW Kupang, Frankie Salean dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT, oleh karena tanggungjawab sosial bank NTT yang luar biasa besar bagi daerah ini, terutama dalam kaitannya dengan bidang pendidikan. “ Ada beasiswa kurang lebih Rp 90 juta yang kita peroleh atas nama UKAW Kupang. Kampus yang didirikan oleh dua gereja, yakni Gereja Kristen Sumba (GKS) dan Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT),” ujar dia.
” Ada harapan bagi UKAW tentu secara pribadi saya sudah 8 tahun terlibat dengan Bank NTT, saya memimpin kampus ini sejak tahun 2012, ketika itu Bank NTT merupakan mitra kerja kami, dan saya akan berhenti untuk memimpin di universitas ini dalam beberapa bulan lagi, tetapi ada mimpi besar UKAW dalam kaitan dengan mitra kerja Bank NTT, dan saya berharap itu bisa menjadi terwujud dalam waktu dekat. Kenapa, oleh karena tanggungjawab besar bagi kami untuk menyediakan sebuah pelayanan perbankan di kampus dalam meyalani mahasiswa secara efisien dan cepat,” kata Frankie menambahkan.
Direktur Pemasaran Dana Bank NTT/Plt. Direktur Umum Bank NTT, Alex Riwu Kaho meminta para mahasiswa agar jangan pernah takut, dan memulai yang baik, memulai untuk bangkit dan berusaha. “ Kita pasti dihadirkan untuk sama sama saling membangun, karena itu salah satu wujud kehadiran Bank NTT adalah menjawab bahwa keberanian perlu mendapat sinergi, perlu diciptakan satu ekosistem sehingga kita bisa bertumbuh bersama – sama,” kata Alek Riwu Kaho.
“ Hari ini Bank NTT hadir di UKAW, memang era industri 4.0 sudah bergulir sejak tahun 2011 di dunia. Kita baru dua tahun ini disibukan atau baru sadar akan informasi itu,” jelasnya.
Karena itu, momentum ini Bank NTT hadir dengan satu program ‘ Dia Bisa ’ (Digital Agen Bank NTT dan Mahasiswa), dan program ini baru pertama di Indonesia. “ Kita merasa berbangga karena satu bank hadir langsung mengajak mahasiswa berani masuk dan berani melakukan sebagai bentuk untuk menumbuh kembangkan keberanian enterpreuner,” ujarnya.
“ Program ‘ Dia Bisa ’ (Digital Agen Bank NTT dan Mahasiswa), kita punya beberapa aplikasi digital melalui smartphone yang kita berikan. Selain itu, kita berikan juga modal awal untuk masing – masing 50 orang mahasiswa yang kita rekrut, yakni pertama kita akan edukasi untuk familiar penggunaan smartphone dan aplikasi itu,” kata dia.
Dalam aplikasi itu, lanjut dia, sudah tersedia beberapa kanal dan situs – situs seperti untuk membayar pulsa listrik, pulsa handpone, BPJS, transfer atau beberapa pilihan lagi, dimana modal awal Rp 500.000 per-orang.
Sesuai data yang diperoleh, kata Alex, populasi mahasiwa yang domisili di Oesapa, hampir 90 persen memiliki smartphone, dan semua menggunakannya membutuhkan pulsa.
“ Adik – adik yang kita rekrut yang tinggal di asrama – asrama sudah bisa memulai untuk menawarkan jasa – jasa pulsa yang ada. Kemudian jasa transfer atau pun BPJS, membantu membayar TV berlangganan Indivision, IndiHome, token listrik, ini modal – modal yang kita familiarkan dulu, kedepan prospek dari adik – adik yang kita latih rekrut ini, jika evaluasi tiga bulan dia mampu mencoba dan ada transaksi yang terukur.
Menurutnya, Bank NTT sudah koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota disitu ada ruang – ruang yang bisa dimanfaatkan untuk terus mengembangkan keberanian untuk menjadi seorang enterpreuner, keberanian untuk menjadi pelaku usaha muda mandiri.
Dikatakannya, ada sembilan pajak daerah yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten/kota dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), ini menjadi satu peluang bagi para mahasiswa berani melihat peluang itu memanfaatkannya menjadi usaha yang mandiri, profitable dan memiliki prospek di masa depan.
“ Kenapa profitable, kerena dari setiap transaksi, baik pembelian pulsa listrik, pulsa token ataupun transaksi – transaksi yang ada di aplikasi itu, secara otomatis fee yang diperoleh dari setiap transaksi langsung masuk ke rekening. Misalnya untuk pulsa handpone itu besaran per transaksi 500 – 700 rupiah per-transaksi,” kata Alex menjelaskan kepada ratusan mahasiswa dari berbagai Fakultas UKAW yang hadir saat itu. (L. Ng. Mbuhang)