Mataram, 18 Agustus 2018 (Humas Bakamla RI)—Bertepatan dengan peringatan Ke-73 HUT RI, bantuan kemanusiaan Bakamla RI untuk korban gempa Lombok yang dikirim melalui jalur udara tiba di Bandara Sela Parang Kota Mataram Lombok – Nusa Tenggara Barat, kemarin.
Bantuan berupa bahan makanan dan popok bayi diangkut menggunakan pesawat Twin Otter-300 dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat pagi (17/8). Bantuan diserahkan oleh Kasubdit Dukungan Udara Maritim Bakamla RI Kolonel (Sus) Aries Yudho Nugroho kepada Kasi Ops Kamla Bakamla RI Mayor Laut (T) Puadi Hasani, S.T., yang telah berada di Lombok sejak beberapa waktu lalu bersama tim Satgas Bakamla RI lainnya, di Bandara Sela Parang, dengan disaksikan Mayor Laut (P) Susilo Nugroho, tim Satgas Bakamla RI serta personel Stasiun Pemantau Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) Bali.
Menurut Kolonel Aries, bantuan kemanusiaan ini merupakan salah satu wujud kepedulian dan simpati jajaran Bakamla RI kepada masyarakat yang tertimpa musibah gempa bumi di Lombok. Informasi yang diterima dari Tim Satgas Bakamla RI yang sudah lebih dahulu berada di Lombok mngatakan bahwa masih banyak korban gempa yang tinggal di tenda pengungsian. Korban gempa saat ini sangat membutuhkan bahan makanan dan popok bayi. Oleh karena itu Bakamla RI mengerahkan Twin Otter-300 yang sedang melaksanakan Operasi Udara Maritim Bhuana Nusantara-7 untuk terbang ke Lombok, ujarnya.
Usai serah terima barang, Tim Satgas Bakamla RI langsung begerak ke Posko Dusun Keluncing Ds.Tratak Kec. Batukliang, Kab. Lombok Tengah. Bantuan diserahkan Mayor Puadi kepada Kepala Dusun Keluncing Ahmad Fatoni, S.Pdi, di Posko Pengungsian yang berada di Masjid Al Mujahidin. Bantuan berupa satu Genset, 20 Lampu LED, kabel rol 100 m, fiting dan colokan listrik satu set, 4 tabung gas 5.5 kg, satu tenda, 4 terpal, 200 kg gula pasir, 15 pak beras 5 kg, 20 dus mie instan, 3 dus air mineral dan 4 dus popok bayi.
Seluruh logistik tersebut merupakan gabungan sumbangan Bakamla RI dengan Corporate Social Responsbility (CSR) PT Pertamina Gas, Lantamal VII Makasar, Lanal Mataram dan Masyakat umum Peduli Korban Bencana Lombok NTB.
Menurut Ahmad Fatoni, di dusun ini ada 5 RT dengan jumlah penduduk sekitar 250 Kepala Keluarga. Hanya ada tiga rumah di dusun Keluncing yang rumahnya masih layak huni, sisanya rusak parah dan ada yang hancur rata dengan tanah. Korban gempa di dusun tersebut ada anggota TNI AL yang berdinas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Imam Bonjol – 383 Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada 1 yang bermarkas di Pondok Dayung, Jakarta Utara, yakni KLK Isy Muhammad Syahbudin.
Menurut KLK Muhammad Syahbudin, Keluarganya baru tiga bulan menempati rumah baru tersebut, namun kini kondisi rumahnya porak poranda. “Lebih dari tiga tahun saya menabung untuk membangun rumah tersebut dan sekarang harus mulai lagi dari nol”, ujarnya. Keluarganya pun tepaksa tinggal ditenda terpal yang didirikan disamping rumahnya. Keadaan yang sulit dengan fasilitas yang minim membuat keluarganya harus bertahan di tenda bersama dengan pengungsi lainnya. Satu tenda kecilpun penuh terisi oleh dua maupun tiga kepala keluarga. Udara dingin dan hujan pada malam hari makin menyulitkan istri dan kedua anaknya yang masih berusia 4 tahun dan 3 bulan.