MADIUN, beritalima.com- Menapaki usia seabad, Kota Madiun, Jawa Timur, telah mengukir segudang prestasi. Inovasi-inovasi baru mengemuka kendati Kota Madiun tergolong kota kecil dengan jumlah pendudukuk di bawah 300 ribu jiwa. Inovasi yang mengemuka, cukup menghasilkan tambahan pendapatan asli daerah (PAD) untuk pembangunan.
‘’Cara untuk menambah anggaran di luar DAK (Dana Alokasi Khusus) dan DAU (Dana Alokasi Umum) ya dengan kreatifitas dan inovasi. Ini penting saat era seperti ini,’’ kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, saat menerima 40 peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III Angkatan II BPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta di Gedung Diklat Kota Madiun, Senin 1 Oktober 2018.
Walikota menyebut, inovasi dan prestasi telah mendapatkan reward. Diantaranya, penghargaan WTP atas pengelolaan anggaran yang mendapat reward Rp. 7,5 miliar dan Sinovik Dopari Sakatu mendapat reward Rp.7,5 miliar.
Kota Madiun juga menyabet Adipura 13 kali berturut-turut. Adipura tertinggi juga sudah pernah diraih Pemkot Madiun. Dari penghargaan ini, Pemkot mendapat reward Rp.7,5 miliar. Selain itu, Pemkot juga mendapat Wahana Tata Nugraha (WTN) untuk tertib berlalu lintas dan penghargaan BISA (Berkaya, Inovasi, Semangat, Amanah) yang didapat Dukcapil setempat. Tak heran, Pemkot Madiun sering menjadi rujukan beberapa daerah.
‘’Prinsipnya Pemkot terus berupaya menciptakan inovasi demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Soal penghargaan itu bonus tambahan,’’ ungkapnya.
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Yogyakarta, Suroyo, selaku ketua tim rombongan mengatakan, Kota Madiun menjadi tujuan benchmarking to the best practice karena inovasinya.
Kota Madiun, katanya, tepat menjadi tujuan belajar keunggulan-keunggulan dan inovasi. Ini dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang diraih. Para peserta Diklatpim diwajibkan membawa perubahan yang lebih baik untuk daerahnya. Peserta Diklatpim diharap dapat melakukan pengamatan, pengolahan data dan informasi dari inovasi-inovasi yang ada di Kota Madiun untuk kemudian diterapkan di daerah masing-masing.
‘’Proses harus diamati, ditiru dan modifikasi. Cari inspirasi apa yang bisa dibawa pulang untuk nantinya diimplementasikan di daerahnya masing-masing,’’ pesan Suroyo, kepada peserta Diklatpim.
Terdapat empat organisasi perangkat daerah (OPD) yang menjadi fokus peserta benchmarking Diklatpim ini. Yakni, Dinas Pendidikan Kota Madiun yang berinovasi dengan Dopari Sakatu yang berhasil meraih 99 Top Sinovik dan menuju Top 40, Dinas Lingkungan Hidup yang mengolah sampah menjadi gas metan yang dimanfaatkan 250 KK selama 8 tahun terakhir, Dinas Dukcapil Kota Madiun yang meraih penghargaan BISA dan Dinas penanaman modal PTSP Koperasi dan Usaha Mikro yang sudah berintegrasi online dengan OSS (Online Single Submision). (Kominfo/editor/Dibyo).
Ket.Foto: Suroyo (kiri) H.Sugeng Rismiyanto (kanan).