Jakarta – Syafrudin Budiman SIP Ketua Umum Presidium Pusat Barisan Pembaharuan menilai bergabungnya Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum Jokowi-KH Makruf Amin memperkuat tujuan kemenangan capres-cawapres no 01. Walau sebatas lawyer, Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) ini merupakan simbol kekuatan Islam dan unsur generasi Masyumi baru.
“Meskipun hanya menjadi pengacara pasangan Jokowi-Makruf dan bukan bagian struktur Tim Sukses (Timses). Pembelaan hukum Yusril akan mempengaruhi suara muslim untuk maksimal mendukung Jokowi-Makruf,” ujar Syafrudin Budiman SIP yang juga Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Pusat ini dalam pernyataanya, Selasa (06/11/2018).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) periode 2006-2008 ini menganggap, alasan Yusril menyetujui menjadi pengacara Jokowi-Ma’ruf Amin, agar pemilu 2019 bisa jujur dan adil, tanpa adanya kecurangan dari penyelenggara sangatlah tepat sekali. Sehingga semua pihak, baik kubu pasangan calon penantang oposisi maupun KPU dan Bawaslu dapat mengikuti aturan hukum yang ada.
“Tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah selama ini kepada Jokowi bisa diatasi bang Yusril secara hukum. Kapasitas beliau bisa berkonstribusi agar Pilpres dan Pemilu serentak kali ini berjalan fair, jujur dan adil, serta semua pihak bisa mentaati aturan-aturan hukum,” terang pria yang biasa disapa Gus Din ini.
Menurut Gus Din selama ini banyak diisukan yang tidak-tidak. Mulai dari anti Islam, pendukung penista agama, banyak mengkomodir eks-PKI dan lain sebagainya. Katanya, masuknya Yusril sebagai penasehat hukum menujukkan bahwa, Jokowi sangat dekat dengan kelompok Islam dan selalu mengakomodir kekuatan-kekuatan politik Islam.
“Masukkan Kyai Makruf sebagai cawapres sebagai representasi muslim adalah bukti Jokowi tidak anti Islam. Apalagi sekarang pak Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang ber-ideologi Islam, mau menjadi lawyer profesional Timses Jokowi-Makruf,” tegas Gus Din yang juga cicit dari Hasan Gipo (KH. Hasan Bisri) pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri 1927 ini.
Sebelumnya, Senin (05/11/2018) Yusril Ihza Mahendra, advokat senior itu mengatakan akan bekerja secara profesional, sebagaimana yang pernah dilakukan pada saat membela partai politik ketika menghadapi gugatan dari pihak lain.
“Saya pernah menangani perkara partai politik, termasuk Golkar, dan saya benar-benar bekerja profesional,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Yusril, nanti pada saat bekerja, dirinya akan memberikan masukan dan pertimbangan hukum kepada Jokowi selaku klien. Agar dalam menghadapi proses hukum, tidak salah dalam melangkah.
“Bagi saya hukum harus ditegakkan secara adil bagi siapapun tanpa kecuali. Menjadi lawyer haruslah memberikan masukan dan pertimbangan hukum yang benar kepada klien. Agar klien tidak salah dalam melangkah, serta melakukan pembelaan jika ada hak-haknya yang dilanggar pihak lain,” paparnya.
Yusril mengaku akan berpihak pada asas hukum yang benar dan adanya keadilan saat menerapkan aturan hukum.
“Menjadi lawyer bukan berarti harus membenarkan yang salah dan/atau menyalahkan yang benar. Pemihakan saya adalah pada hukum dan keadilan,” tegasnya. (red/akt)