SUMENEP, beritalima.com| Mengangkat tema “Art Of Colorful Batik Madura” pada pagelaran Sumenep Batik On The Sea tahun ini.
Program visit Sumenep ini digelar pada Sabtu 27 Juli 2019 di pantai Salopeng Dasuk Sumenep.
Batik On The Sea merupakan event tahunan yang telah di agendakan sejak 2018 lalu, Event ini berupaya memadukan keindahan pantai Sumenep, kali ini Pantai Slopeng dengan pesona batik Madura.
Dalam rangkaian event Visit Sumenep 2019 ini dimeriahkan dengan parade layang-layang, pameran batik, fashion competition dan photography competition.
Pembukaan Batik On The Sea ditandai dengan pelepasan layang – layang yang dilakukan secara resmi oleh Bupati Sumenep didampingi Dandim 0827 Sumenep, Letkol Inf. Ato Sudiatna, Sekdakab Sumenep, Ir. Edy Rasiadi, MM, MSi. serta pejabat lainnya.
Bupati Sumenep, DR. KH A. Busyro Karim, MSi menyambut baik event ini dengan tujuan memperkenalkan wisata Sumenep di kalangan masyarakat luas khususnya Pantai Slopeng Sumenep.
“Untuk mengangkat Sumenep dalam dunia batiknya harus dikenal di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jawa saja ada batik, tetapi kita juga angkat batik Sumenep sebagai sarana bagi kemajuan Kota Sumenep kedepannya,” terangnya.
Bupati menyatakan, pihaknya selain mengadakan lomba untuk melestarikan batik, juga memberlakukan pemakaian seragam batik kepada siswa sekolah dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
“Pada hari-hari tertentu siswa berpakaian seragam sekolah batik Labang Mesem, sementara ASN setiap hari Selasa berpakaian batik Ganalan Billa Banten juga pada kegiatan lain berpakaian batik,” imbuhnya.
Ia berharap, momentum itu mampu memperkuat identitas daerah dan mengangkat citra batik khas Kabupaten Sumenep, supaya semakin populer di nusantara bahkan dunia internasional.
“Saya mengajak seluruh pihak ikut serta melestarikan dan mengembangkan batik Sumenep, salah satunya dengan cara memakai serta membeli produk batik Kabupaten Sumenep,” tutur suami Nurfitriana ini.
Bupati menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Sumenep guna mengembangkan batik sebagai industri masyarakat, memberikan bantuan modal usaha melalui BUMN dan BUMD serta pelatihan kepada para pembatik.
Perlu diketahui hingga saat ini, di Kabupaten Sumenep ada 46 industri batik, baik berbentuk kerajinan rumah tangga, Koperasi maupun UKM lainnya yang perlu terus ditingkatkan kuantitas maupun kualitas produksinya.
“Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi agar meningkatkan promosi kerajinan batiknya untuk melihat peluang meluaskan penjualannya, meskipun pemasaran batik hasil karya masyarakat Sumenep sudah banyak di luar daerah,” pungkasnya.
(An)