Batik Ondomohen, Hadir Dalam Pameran Terbesar di Surabaya

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Pameran kali ini di ikuti oleh ratusan Usaha Mikro, kecil dan menengah(UMKM), di bidang fashion batik dan pengrajin, serta beberapa kain khas nusantara, seperti, ulos, bordir dari berbagai daerah . total stand ada 130 yang mengikuti pamaran kali ini.

Pameran batik kali ini, mengambil tema “Bangwetan Batik Fest 2017” pameran kali ini di selenggarakan di Mall Grand City Surabaya. Dan banyak menampilkan jenis kerajinan batik dari beberapa daerah, seperti, Pekalongan, jawa Timur, Cirebon, Yogjakarta. Ada pula jenis batik pesisiran, batik jawa timur, batik tenun, batik songket dan masih banyak yang lainnya.

Dalam pameran kali ini, salah satu stand batik dari ondomohen 1928 yang menampilkan batik tulis khas Pekalongan. Yang dimana batik tulis yang di pamerkan sangat tinggi nilainya. Dan yang paling utama dari nilai seninya. Kebanyakan orang-orang tidak begitu tau antara batik tulis dengan batik cap.

Fransciscus pengusaha batik Ondomohen 1928 mengatakan, dalam pameran kali ini kita coba merangkul seluruh pengerajin batik yang ada di Pekalongan untuk bisa menampilkan karya-karya mereka kepada masyrakat atau pengunjung yang melihat hasilnya, dan bisa mengerti akan nilai seni yang ada dalam batik tersebut.

“Dalam pameran ini, saya bisa mengumpulkan para pembatik yang ada di Pekalongan, untuk bisa menampilkan mahakaryanya kepada masyrakat luas khusus nya masyarakat yang ada di Surabaya ini.,”terangnya.

Karena masyarakat kebanyakan belum banyak tau , tentang batik tulis. Semakin rumit semakin lama prosesnya, batik adalah mahakarya yang nilainya sangat tinggi (terutama batik tulis…red).

setiap batik punya ciri khas masing-masing, seperti, Madura yang mempunyai ciri khasnya warnanya terlalu berani dan motifnya kebanyakan gambar hewan dan bunga-bunga. Yogjakarta dengan motif kraton, warna dominan coklat tua, untuk Pekalongan sendiri lebih pada toletan, untuk warna Pekalongan tidak dominan pada satu warna lebih warna-warni, untuk motifnya tergantung dari daerah masing-masing. Seperti, daerah Kedung wuni motifnya peranaan(batik Incim).

“harapan saya kedepan, Ondomohen bukan lagi dikenal dengan sate nya, dan parcelnya. Tapi Ondomohen juga bisa dikenal dengan batik tulis Odomohennya. Karena batik tulis Ondomohen juga melihat apa yang lagi ngetren untuk kalangan anak muda khusunya. Karena kebanyakan batik tulis dikenal hanya untuk kalangan orang tua saja,”pungkanya.(bay)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *