Batik Padi Menguning Asal Nglambangan Kabupaten Madiun, Tembus Mancanegara

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Di Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terdapat pengrajin batik yang dinahkodai seorang perempuan.

Retno, inilah nama pengrajin batik tersebut. Ia menekuni kerajinan batik sejak tahun 2019 silam. Karena warna batik buatannya identik dengan warna padi yang menguning, produksinya dikenal dengan nama “Batik Padi Menguning”.

Bahkan karena ketrampilan jemarinya dalam memegang canting, batik buatannya sudah banyak dikenal masyarakat. Bahkan sudah menembus pasar luar negeri seperti Malaysia dan Hongkong.

Sebelum terjun di dunia batik, Retno fokus bekerja di bidang pertanian, utamanya sebagai produsen benih padi. Karena kecintaanya pada bidang pertanian utamanya padi, maka ia memberi nama produk kain batiknya dengan nama “Batik Padi Menguning”. Batik ini mempunyai motif khas yaitu padi.

Meski demikain Retno juga memproduksi kain batik dengan motif yang menunjukkan identitas seni dan budaya masyarakat Kabupaten Madiun. Diantaranya motif kampung pesilat, motif porang, dan motif korek dongkrek.

Retno berkisah, bagaimana cara membuat selembar kain batik yang dikerjakan melalui beberapa tahapan. Mulai dari membuat sketsa, pengeplatan, mencanting, pewarnaan, water glass atau penguncian warna, sampai pada tahap akhir, yaitu klorot untuk menghilangkan bekas cantingan. Semua dilakukan dengan penuh kesabaran dan kehati hatian untuk menghasilkan yang terbaik.

“Semua itu awalnya ya agak-agak susah, makanya kita cintai dulu batik itu. Kalau kita sudah cinta, sudah sayang, jadi gampang, lama kelamaan bisa. Jadi semua itu butuh proses.” cerita Retno.

Selembar kain batik produksi Retno, dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu. Tergantung motif dan tingkat kesulitannya.

Sementara itu terkait dengan adanya pandemi Covid-19, memang ada sedikit pengaruhnya terhadap usaha batik yang dijalankan. Meski demikian, adanya pandemi tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya sekaligus membantu masyarakat sekitar untuk tetap bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Pandemi bukan menjadi penghalang untuk memproduksi kain batik. Bahkan menjadikan motivasi kita dalam membantu mempekerjakan masyarakat sekitar untuk mencari nafkah,” tuturnya.

Dalam menjalankan usaha batik selama ini, ia juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Madiun berupa pelatihan dan pembinaan.

“Pembinaan dan pelatihan dari Pemkab Madiun, kami jadikan sebagai motivasi untuk lebih bersemangat dalam memberikan ide ide kreatif guna meningkatkan dan melestarikan batik Indonesia,” pungkasnya.

Untuk diketahui, saat ini Retno telah mempekerjakan enam karyawati dari warga sekitar. (Dibyo).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait