PAMEKASAN, Beritalima.com| Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) adalah lembaga pengawas independen yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu yang seharusnya memberikan contoh baik kepada publik namun berbanding terbalik.
Hal ini di kabupaten Pamekasan. Wartawan menilai keterbukaan informasi untuk Bawaslu masih kurang. Pasalnya banyak media yang tidak dilibatkan dalam hal sosialisasi pilkada baik itu pemilihan gubernur Jatim dan calon bupati Pamekasan 2024.
“Seharusnya Bawaslu itu lebih terbuka dan manjadi pintu utama bagi wartawan. Bukan malah mengunci rapat-rapat bagi media yang mau mengulik informasi terkait Pilkada 2024,”ungkap Lutfi kepada media ini. Selasa (19/11/2024), pagi.
Lutfi juga menyayangkan kebijakan Bawaslu perihal pembatasan wartawan yang akan melakukan peliputan dalam hal ini undangan terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi pilkada 2024, baik tingkat desa maupun kecamatan dan kabupaten.
“Ini kan lucu, kami wartawan kan juga perlu banyak menggali informasi dari Bawaslu ,selaku pengawas independen. Bukan malah membatasi akses informasi,”kesalnya.
Sebelumnya pernah diberitakan bahwa Abdullah Saidi, Partisipasi Masyarakat(. Parmas) Bawaslu Pamekasan) saat menjadi pemateri pada acara Media gathering KPU di salah satu hotel di Pamekasan. Jum’at (23/08/2024), siang. Mengakui dan menyesali atas kesalahan telah menghindari para wartawan pada Pesta demokrasi Rakyat Pilpres dan Pemilihan Legislatif 2024.
“Jujur kami mengakui bahwa kami pada saat itu seringkali menghindari wartawan. Sehingga kami jarang terekspos. Dan responnya masyarakat berkurang terhadap Bawaslu,”katanya.
Abdullah Saidi menyadari pentingnya berpartner dengan media ditengah-tengah Bawaslu Pamekasan.
“Kami berjanji dalam minggu ini kami juga akan mengadakan media gathering bersama media. Kami sadar kami sangat kurang berkomunikasi dengan media,”tandasnya dan pungkasnya.(AN/GIZZO)