MADURA, beritalima.com – Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan seputar latar belakang dibebaskannya tarif tol Jembatan Nasional Suramadu. Ia mengatakan bahwa keputusan ini tidak diambil hanya dengan memperhitungkan untung dan rugi semata, tapi juga kepentingan masyarakat yang jauh lebih besar.
“Negara itu tidak berhitung untung atau rugi. Negara itu berhitung yang berkaitan dengan keadilan sosial, yang berkaitan dengan rasa keadilan, dan kesejahteraan. Itu yang dihitung,” ujarnya di Jembatan Nasional Suramadu, Jawa Timur, pada Sabtu, 27 Oktober 2018.
Kepala Negara melanjutkan, keuntungan yang sebenarnya didapatkan oleh negara adalah keuntungan yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat, dalam hal ini masyarakat Madura.
“Jangan kamu bawa hitung-hitungan selalu untung dan rugi. Negara tidak akan menghitung untung dan rugi, ini semuanya makro. Keuntungannya dan _benefit_-nya ada di masyarakat,” ucapnya.
Presiden mengungkapkan persoalan yang sedang dihadapi Madura. Sebelumnya, sempat ada investasi yang mencoba masuk ke Madura. Namun, dikarenakan biaya logistik yang mahal, rencana investasi tersebut urung terlaksana.
“Pernah ada investasi untuk penanaman tebu di Madura. Sudah dimulai, tapi karena biaya logistik, biaya transportasi, jadi batal. Tidak jadi gara-gara ini,” tuturnya.
Oleh karenanya, dengan pembebasan tarif tol Jembatan Nasional Suramadu ini, selain menurunkan biaya logistik, Kepala Negara juga ingin agar perekonomian dan turisme di Madura semakin bergeliat sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
“Kita ingin sektor turisme, properti, dan investasi bisa betul-betul bergerak di Madura sehingga terbuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya,” kata Presiden. (rr)