SURABAYA, beritalima.com | Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima pelaksanaan studi lapangan yang berlangsung secara virtual dari rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Kamis (1/10/2020). Acara yang digelar oleh Lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan Polri Pusat Pendidikan (Pusdik) Administrasi itu dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA). Kegiatan tersebut diikuti oleh 80 peserta yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma memaparkan sejumlah keberhasilannya dalam membangun Kota Pahlawan. Mulai dari bidang pendidikan, kesejahteraan masyarakat, fasilitas publik, pembangunan infrastruktur hingga berbagai macam strategi serta tantangan yang dihadapi dalam mengatasi berbagai persoalan di Surabaya.
“Saya ingin menyampaikan gambaran pertama, kami membuat program permakanan bagi warga lanjut usia (lansia), disabilitas dan anak yatim dengan jumlah per hari sekitar 35 ribu. Permakanan itu rutin kami berikan,” kata Wali Kota Risma di awal sambutannya.
Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, ia bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya gencar memberikan program permakanan bagi warga yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri di rumah. Bahkan, tidak hanya permakanan saja, vitamin serta minuman tradisional juga diberikan setiap harinya. “Saya berikan semaksimal mungkin pelayanan terbaik bagi warga Surabaya,” jelas dia.
Di samping itu pula, ia mengaku, selama menjabat wali kota, pihaknya telah membangun jalan kurang lebih 21 kilometer. Menariknya, saat membangun jalan tersebut dana yang digunakan murni seratus persen dari anggaran Pemkot Surabaya. Menurutnya, hal itu dapat terealisasi lantaran Pemkot Surabaya sangat efektif dan efisien dalam menggunakan anggaran.
“Mengapa bisa seefektif itu? Karena kita menggunakan e-procurement dan e-budgeting. Itu kuncinya,” urainya.
Tidak hanya itu, Presiden UCLG ASPAC ini juga membeberkan suka dukanya dalam membuat dua program yang kini digunakan Nasional. Tidak tanggung-tanggung, berbagai kritikan hingga ancaman pun sudah pernah ia lalui. Meskipun begitu, ancaman itu tidak pernah menyurutkan semangat Wali Kota Risma untuk terus berjuang.
“Dari situ lah masyarakat puas dengan pelayanan kami, sehingga ketika terjadi sesuatu masyarakat lah yang akan mendukung dan membela kami. Saya tidak perlu khawatir itu,” ungkapnya.
Setelah memaparkan materi, tampaknya peserta tak mampu menahan berbagai pertanyaan. Awalnya, Kombes Pol Bobyanto selaku moderator mempersilahkan tiga penanya saja. Tetapi ternyata, pertanyaan justru semakin banyak kian mengalir.
Meski begitu, pihaknya berharap, apa yang dipaparkan narasumber dapat menjadi perangsang bagi para peserta untuk menjadi pemimpin dengan menciptakan segala bentuk perubahan-perubahan yang bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama. “Apa yang dilakukan ibu wali kota ini benar-benar luar biasa menginspirasi kami semua. Ke depan kami ingin peserta membuat perubahan seperti yang telah dilakukan Bu Risma di Kota Surabaya,” kata Kombes Pol Bobyanto.
Salah satu peserta yang mengikuti paparan Wali Kota Risma adalah Sofyan Bin Taher asal Maluku Utara. Ia pun terlihat hanya bergeleng-geleng kepala sembari diliputi rasa kagum. Hal itu disampaikan langsung dengan ekspresi wajah yang masih terheran-heran.
“Jujur bu, melihat ibu wali kota kami tidak bisa bertanya apa-apa lagi. Meskipun saya bukan warga Surabaya tapi kita ada di negara yang sama. Jadi saya sangat bangga sekali,” kata Sofyan Bin Taher.
Pertanyaan berikutnya datang dari peserta bernama Sukirman. Ia menanyakan bagaimana caranya menumbuhkan kepercayan masyarakat terhadap pemerintah kota. Bahkan kini, ia menilai masyarakat teramat mencintai pemimpin.
“Masyarakat akan sayang terhadap pemerintahnya apabila kebutuhannya dipenuhi dan disejahterakan. Itu jawaban beliau pada saya,” pungkasnya (*)