Genderang Perang Revolusi Kaki Lima Indonesia Ditabuh dari UNESA Kampus Kebanggaan Arek Suroboyo
SURABAYA, JAWA TIMUR: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar bedah buku yang berjudul “Revolusi Kaki Lima Indonesia” di lanjutkan Buka Puasa Bersama di Gedung Gema Unesa Surabaya. (Selasa, 30 Mei 2017) dan Perlu di ketahui Buku Revolusi Kaki Lima Indonesia adalah karya tulisan Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia dr. Ali Mahsun, M.Biomed Sang Presiden Kaki Lima Indonesia / Ketua Umum DPP APKLI Periode 2017-2022.
Acara tersebut dihadiri ribuan pesarta dari Beberapa elemen diantaranya Rektor UNESA Warsono, Ketua Umum DPP AWPI Ir.Nadiyanto,MMfg, Dekan fisip Ubaya M. Fauzi Said, dan Pimred Jawa Pos Nurwahid. Sejumlah elemen Masyarakat, Ormas, LSM, dan Aktivis mahasiswa dari berbagai Universitas di Jawa Timur juga ikut hadir pula meramaikan acara ini.
Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia dr. Ali Mahsun, M.Biomed Ketua Umum DPP APKLI Periode 2017-2022 Menegaskan menyerukan Hentikan Isu sara dan etnis, cegah hancurnya indonesia. Kalau tidak segera di hentikan isu berbasis sara dan agama maka Indonesia 2020 akan bubar, mari kita jaga dan pertahankan NKRI. APKLI bertekad bulad lakukan Revolusi Kaki Lima Indonesia, lakukan perubahan mendasar usaha PKL dalam tempo sesingkat-singkatnya harus mampu survival dan unggul hadapi gempuran ‘Capital Force’ multinasional kapitalis asing di era MEA dan perdagangan bebas dunia lainnya.
“Tak boleh sejengkalpun tanah negeri ini dijajah asing. Apapun resikonya Aset Ekonomi dan Kekayaan Alam Negeri Kita Harus Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi dari cengkraman asing. Negeri ini milik kita. Republik ini milik kita. PKL wajib hukumnya mendapatkan LAHAN USAHA BERSERTIFIKAT, MILIK SENDIRI, MILIKI RUMAH SENDIRI. Revolusi Kaki Lima Indonesia tegakkan ekonomi rakyat dan kembalikan kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945” Tegas Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia, Ali Mashun pada acara bedah buku yang berjudul ‘Revolusi Kaki Lima Indonesia’ di Gedung Gema Unesa, Surabaya, Jawa Timur. (Selasa, 30 Mei 2017)
Revolusi Kaki Lima Indonesia Harga Mati Negeri Ini Milik Kita Bukan Milik Asing. Kondisi Rakyat sudah BBM – Berat Buat Makan akibat ekonomi rakyat tidak kunjung bangkit bahkan makin melamban. Omzet PKL dan UMKM makin anjlok. Jika dibiarkan segera memperluas kemiskinan dan pengangguran melonjak dapat terjadi akibatkan kelaparan massal dan masif. Kalau hal tersebut jadi kenyataan, siapapun termasuk Presiden RI, Panglima TNI Juga Kapolri takkan mampu mencegah terjadinya REVOLUSI INDONESIA, dimana ongkos dan harganya terlalu mahal bagi integrasi dan eksistensi NKRI.
Oleh karena itu, Revolusi Kaki Lima Indonesia adalah harga mati dan niscaya bagi APKLI dan PKL Se Indonesia. Ekonomi rakyat dan kedaulatan ekonomi bangsa harus berdiri tegak ditanah air kita tercinta Indonesia. Negeri ini miliki kita. Republik ini milik kita, bukan milik asing atau para pecundang Negeri. Demi dan untuk merah putih dan NKRI apapun resikonya bahkan nyawa kita semuanya, PKL Se Indonesia jadi taruhannya!!!
“APKLI segera wujudkan Lima (5) Pilar Revolusi Kaki lima Indonesia, yaitu revolusi lahan, keuangan, barang dan jasa, teknologi informasi dan komunikasi, dan pendampingan usaha PKL sebagai jalan tengah atau the midle way selamatkan Indonesia sebagai bangsa dan negara merdeka dan berdaulat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. APKLI menuntut Presiden Jokowi menjadi bagian dari Revolusi Kaki Lima Indonesia,” Jelas Ali dokter berkumis eksentrik jebolan FK Unibraw dan FK UI. (Selasa, 30 Mei 2017)
Rektor Unesa Warsono mengatakan bahwa bedah buku ini tujuannya untuk mewujudkan kaki lima yang benar-benar memiliki kreativitas tertentu. “Saya pikir kaki lima itu kondisi riil yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu kiranya perlu ada peningkatan kehidupan bagi mereka sekaligus memberikan ruang bagi para PKL,” ujar Warsono di sela-sela acara bedah buku, Selasa (30/5/2017)
Fisik, skill, dan intelektual harus mulai ditanamkan di dalam jiwa para pedagang kaki lima. “Fakta yang muncul sekarang, PKL hanya mempunyai fisik dan skill saja yang digunakan dalam bekerja. Sementara intelektual belum tertanam,’ katanya.Intelektual yang dimaksud adalah kreativitas yang bisa dijadikan cara bagi para PKL mengembangkan usahanya melalui industri kreatif.
Presiden BEM Universitas Negeri Surabaya Ahmad Noor Fuadi Menegaskan “Buku Revolusi Kaki Lima Indonesia Karya Sang Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia, dr. Ali Mahsun, M.Biomed Ketua Umum DPP APKLI, Buku ini menjelaskan kenyataan yang ada di NKRI, spirit ruhaniah dalam buku Revolusi Kaki Lima Indonesia sebagai landasan perjuangan nyata untuk mempertahankan kedaulatan ekonomi bangsa, kami dari mahasiswa siap memimpin langsung genderang Revolusi Kaki Lima Indonesia. Dari Kampus UNESA ini Genderang Revolusi Kaki Lima Indonesia kami tabuh untuk Indonesia Kita Tercinta. Tegasnya. (Selasa, 30 Mei 2017)