Bela Risma, PDIP Minta Gubernur Jatim Tidak Berpolitik dan Ego Kepemimpinan

  • Whatsapp
Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDI Perjuangan memberikan sambutan pada acara Deklarasi Forum Kyai dan Santri Nusantara (FKSN) di Rumah Aspirasi Rakyat 01 Jl. Proklamasi 46 Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/02/2019). Foto: RAR/GusDin.

SURABAYA, beritalima.com | DPP PDI Perjuangan menanggapi serius protes Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang juga menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan.

Melalui suratnya, Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebutkan bahwa rakyat tahu bagaimana Risma selalu bekerja keras untuk warganya tanpa mengenal lelah. Risma juga dinilai kreatif dan telah menjadikan Surabaya bersih dan begitu indah.

Terus, juga harus dipahami bahwa Kota Surabaya itu tempat dimana berlokasi beberapa rumah sakit rujukan penangganan Covid-19, berpenduduk terbanyak di Jawa Timur.

Jadi, “Sangatlah disayangkan jika bantuan dua mobil laboratorium dari BNPB untuk Kota Surabaya dipindahkan tanpa memertimbangkan skala prioritas dan aspek strategis di dalam pencegahan Covid-19 di Kota Pahlawan tersebut,” lanjut bunyi surat Hasto.

PDI Perjuangan berharap agar Gubernur dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dapat lebih bijak dan mampu melihat skala prioritas atas setiap kebijakannya dengan memerhatikan kepentingan rakyat, tanpa perlu menghadirkan rivalitas politik yang tidak perlu, dan harus menghindari ego kepemimpinan.

“Seluruh kepala daerah yang berasal dari PDI Perjuangan wajib kedepankan kepentingan rakyat, tanpa membeda-bedakan pilihan politik warganya, dan juga tidak boleh ada diskriminasi atas SARA. Semua harus kedepankan kerja gotong royong untuk kemanusiaan. Kini saatnya terus kembangkan semangat kerjasama,” tandasnya.

PDI Perjuangan akan terus mengambil langkah inisiatif, dengan gerakan gotong royong, dimana struktur Partai, kepala daerah dan wakil kepala daerah, dan Pimpinan DPRD yang dari PDI Perjuangan wajib membantu rakyat melalui kebijakan relokasi anggaran, bantuan jamu dan obat-obatan, alat pelindung diri, disinfektans, dan juga mendorong gerakan menanaman tanaman yang bisa di makan.

“Dalam situasi yang tidak mudah seperti ini, musyawarah, gotong royong, kemanusiaan, serta keberpihakan bagi rakyat harus di kedepankan,” pungkas Hasto. (Gan)

beritalima.com

Pos terkait