BANYUWANGI,Beritalima.com – Musim kemarau identik dengan langit yang penuh warna-warni layangan. Di tengah gempuran permainan modern, tradisi membuat layangan ternyata masih digemari anak-anak hingga orang dewasa di pedesaan.
Salah satunya adalah layangan contek, jenis layangan sederhana yang bisa dibuat dengan bahan murah dan mudah didapat.
Erlangga, warga Kecamatan Cluring, Banyuwangi mengatakan bahwa membuat layangan contek tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga melatih kreativitas anak-anak.
“Cukup dengan bambu tipis, kertas minyak atau plastik bekas, benang, dan lem, siapa pun bisa membuat layangan sendiri di rumah. Proses ini juga melatih kesabaran, ketelitian, dan kerja sama kalau dikerjakan bersama teman,” ujarnya.
Langkah pembuatannya pun terbilang mudah. Dua batang bambu disilangkan membentuk huruf “T” lalu diikat dengan benang kuat.
Setelah itu, rangka dilapisi kertas atau plastik yang sudah dipotong sesuai bentuk, lalu dilem dengan rapi. Untuk mempercantik tampilan, layangan bisa dihias dengan spidol atau cat sesuai selera.
Agar bisa terbang stabil, pada bagian bawah dipasang ekor dari kain atau kertas panjang. Sedangkan tali kendali dipasang di bagian tengah layangan.
Dengan teknik sederhana ini, layangan contek sudah siap diterbangkan dan menghiasi langit.
“Bagi anak-anak desa, layangan bukan sekadar mainan. Ada nilai kebersamaan, kreativitas, dan rasa bangga saat melihat karya sendiri bisa terbang tinggi di udara,” tambah Erlangga.
Meski sederhana, tradisi membuat dan menerbangkan layangan contek di Banyuwangi menjadi bukti bahwa permainan klasik tetap memiliki tempat di hati masyarakat.(Ron//B5)






