JAKARTA, Beritalima.com– Beberapa minggu belakangan ini Ketua DPR RI, Puan Maharani berubah drastis. Jika sebelumnya jarang tampil di media maupun layar kaca sebagai narasumber pemberitaan, sekarang muncul setiap hari.
Puan sebelumnya tidak muncul di media luar ruang, sekarang fotonya bertaburan di baliho dan spanduk. Aneka gambar Puan menghiasi hampir semua kota di Indonesia.
“Perubahan Puan drastis dan seketika dari Puan tentu memunculkan banyak pertanyaan,” ungkap pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga.
Ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Minggu (1/8) siang, pria yang akrab disapa Jamil ini malah mempertanyakan, apakah yang muncul di media, baliho dan spanduk sosok Puan sesungguhnya?
Di media misalnya, ungkap Jamil, pemberitaan yang menjadikan Puan sebagai narasumber dalam berita informasinya cukup mendalam. Berita semacan ini dengan tema yang sama serentak dimuat di berbagai media.
Bahkan arah pemberitaannya sudah banyak yang mengeritik pemerintah.
Puan seolah pihak oposisi, bukan gerbong partai koalisi pendukung pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perubahan itu sangat sulit dipahami nalar normal.
Akibatnya muncul praduga, yang tampil dalam berita itu bukanlah sosok Puan asli, tetapi ada sosok lain yang menyerupai politisi PDIP tersebut.
Kalau praduga tersebut juga muncul di masyarakat, pemunculan Puan yang intensif di pemberitaan tentu jadi bumerang tidak hanya buat Puan tetapi juga Pemerintahan Jokowi.
“Puan bukan dianggap sosok yang mumpuni, tapi sosok jadi-jadian yang tidak jelas arahnya.
Ketidakjelasan itu juga menyeruak kalau melihat gambar Puan di baliho dan spanduk. Tampilan gambar yang berbeda-beda itu mengaburkan posisioning yang ditanamkan ke benyak masyarakat terutama mereka yang mempunyai hak pilih pada pemilu 2024,” kata dia.
Dikatakan, masyarakat akan bingung menilai sosok Puan sesungguhnya.
Semua itu menjadikan sosok Puan yang aneh. “Puan seolah menjadi sosok yang kehilangan identitas.
Kalau semua perubahan tampilan Puan itu sebagai settingan untuk mengantarkannya pada Capres 2024, upaya publikasi tersebut tampaknya mengalami kegagalan.”
Tim kreatif dan tim media Puan, seandainya ada, tampaknya gagal mengemas Ketua DPR RI dalam bentuk berita yang mau disampaikan pada masyarakat. “Kemasan yang pulgar membuat masyarakat melihat sosok Puan pada dunia lain,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga
. (akhir)