Belum Selesai Dibangun, Jembatan Rp. 3,6 M di Lombok Barat NTB Hancur Diterjang Arus

  • Whatsapp

Lombok Barat NTB | Impian masyarakat tiga dusun yang terisolir di Desa Pelangan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk segera memiliki jembatan nampakya sedikit terganggu. Bagaimana tidak, proses pembangunan jembatan penghubung senilai Rp3,6 miliar diterjang derasnya Arus Sungai. Akibatnya, rangka beron jembatan yang akan memasuki tahap pengecoran itu hanyut akibat derasnya arus sungai, sabtu (10/11/2018)

Informasi yang berhasil dihimpun Britalima.com hujan deras mengguyur Desa Pelangan sejak Kamis (8/11) hingga Jumat dini hari, menyebabkan Air sungai yang merupakan kiriman dari gunung dan perbukitan yang ada di Desa Pelangan meluap dan membawa sampah-sampah pepohonan. Tiang-tiang penyangga yang terbuat dari bambu pun tak kuasa menahan terjangan air dan sampah yang menumpuk sehingga lengkungan jembatan yang memang terbilang rendah itu roboh dan sebagian hanyut.
Kepala Dusun Gunung Embid, I Komang Semara menginformasikan bahwa rendahnya lengkungan jembatan yang menjadi penyebabnya. Selain itu tumpukan sampah yang terbawa arus juga membuat jembatan itu roboh. “Jembatannya roboh, diterjang air sungai yang meluap,” ujarnya

Komang juga mengatakan bahwa pihaknya sudah beberapa kali menginformasikan kepada pihak kontraktor pelaksana terkait rendahnya lengkungan jembatan. Namun nampaknya tak begitu digubris. Begitu juga ketika dia memberanikan diri menghadap ke salah satu Kepala Bidang di Dinas PU, namun lagi-lagi informasi dan masukan yang sampaikan tidak di dengar. “Kami lebih paham dengan kondisi disana. Namun kami tidak mengerti apa yang menjadi pertimbangan pihak Dinas dan kontraktor. Kami hanya bisa mengelus dada,”keluhnya.

Sampai berita ini dimuat di Redaksi Britalima.com, belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas PU-PR Lombok Barat. Wartawan yang mencoba mengkonfirmasi pun tak mendapat jawaban dari pejabat terkait.

Terpisah, anggota DPRD Lombok Barat, I Dewa Kayan Sukarsana yang dikonfirmasi membenarkan bahwa rangka jembatan penghubung di Gunung Embid itu hanyut terbawa arus. Dia mengaku diinformasikan oleh warga setempat termasuk Kepala Dusun Gunung Embid I Komang Semara. “Ini harus disikapi serius. Jembatan itu penting bagi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah dan warga yang sakit,” katanya.

Merunut ke belakang, jembatan dengan nilai anggaran tahap awal mencapai Rp3,6 miliar itu seharusnya sudah rampung. Namun nyatanya, hingga kini belum juga terlihat peningkatan progress pengerjaan. “Pemda harus tegas dalam mengambil sikap. Jangan biarkan seperti ini. Sama juga membuang-buang anggaran kalau begini,”ujar I Dewa Kayan Sukarsana.( Lalu.Muhasan)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *