beritalima.com | Setelah 74 tahun kita merdeka masih ada saja permasalahan yang menimpa bangsa Indonesia. Apakah itu yang disebabkan oleh alam, atau ulah serakah manusia. Bencana yang disebabkan oleh alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami, gunung meletus dan gempa bumi. Yang disebabkan manusia seperti kriminalisme, korupsi, terorisme, dan faham radikalisme. Presiden sudah berganti tujuh kali, dalam hati kecil kami ingin bertanya, apa sebenarnya akar masalahnya ?
Apakah sistemnya yang salah, pemimpinnya yang teledor, atau Tuhan telah bosan melihat tingkah laku kita. Sehingga mengirim bencana alam, berupa banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran hutan dan sebagainya.
Bencana ini menimbulkan banyak kerusakan harta benda, juga merenggut banyak nyawa manusia. Dulu bencana ini dikaitkan dengan kemarahan Tuhan atas dosa-dosa manusia. Agar tidak terjadi bencana maka manusia diharuskan menjaga perilakunya, tidak melakukan hal-hal yang dapat membuat Tuhan murka. Mempersembahkan sesaji buat dewa langit, dan penguasa laut selatan.
Coba kita mencari benang merah akar permasalahan, apa sebenarnya yang terjadi di bumi pertiwi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Benang merah adalah; sesuatu yang menghubungkan beberapa hal (faktor) sehingga menjadi satu kesatuan.
Negara kita terletak di Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Jadi bisa kami simpulkan bahwa bencana gempa bumi yang sering terjadi di tanah air dikarenakan oleh fenomena alam semesta. Yaitu disebabkan adanya lempengan di dalam perut bumi karena temperaturnya yang sangat panas sampai 6000 derajat celcius saling bertumbukan, sehingga menyebabkan gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami.
Adapun bencana banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, itu semua karena ulah rakus manusia. Begitu juga dengan kriminalisme, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, korupsi, terorisme sampai paham radikalisme disebabkan oleh manusia juga.
Pemerintahan kita menganut sistem demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang kekuasaanya berada di tangan rakyat banyak. Pemimpin dalam sistem demokrasi dipilih melalui musyawarah atau voting. Kekuasaan yang dijalankan oleh seorang pemimpin diatur oleh undang-undang atau konstitusi yang dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat untuk kepentingan rakyat. Singkatnya kekuasaan berada di tangan rakyat.
Sistem pemerintahan Indonesia saat ini adalah presidensial, dengan bentuk pemerintahan republik dan sistem politik demokrasi. Atau dalam versi lain, Indonesia bisa di sebut sebagai negara kesatuan dengan bentuk republik yang menerapkan Demokrasi Pancasila dengan sistem pemerintahan presidensial.
Jika masih ada sedikit kekurangan dalam sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila adalah wajar. Tetapi tidak harus menyalahkan sistemnya, mengubah sistemnya, atau menggantinya dengan sistem lain yang tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa Indonesia.
Menurut pandangan kami yang harus dirubah itu adalah pola pikir manusianya. Sifat iri, dengki, permusuhan antar suku, golongan dan sifat mementingkan diri sendiri, yang harus dihilangkan.
Dalam menghadapi persaingan global, pemerintah telah mencanangkan lima prioritas nasional. Lima prioritas nasional tersebut adalah pertama pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar. Kedua, pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman.
Ketiga, peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri, dan jasa produktif. Keempat, pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air. Kelima, stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilihan umum.
Beberapa persoalan yang muncul seperti kemiskinan, pengangguran, dikarenakan adanya kesenjangan wilayah di antaranya terkonsentrasinya industri manufaktur di kota-kota besar di Pulau Jawa. Melebarnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan, kurangnya keterkaitan kegiatan pembangunan antarwilayah, serta terabaikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir, dan kepulauan.
Setelah benang merahnya sudah dirumuskan maka, tinggal bagaimana solusinya yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Mari kita bergandengan tangan bersatu padu, gotong royong menuju Indonesia unggul.
Presiden memang sudah berganti tujuh kali, tetapi tidak berarti masalah besar bangsa ini selesai. Satu masalah bisa diatasi timbul masalah baru lagi. Itulah namanya dinamika, atau realita kehudupan.
“Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan pada negara”. Kutipan dari John F Kennedy mantan presiden ke 35 Amerika Serikat.
Jika semua permasalahan sudah bisa di petakan, dan kita semua mau merubah pola pikir yang selama ini keliru, maka 20 atau 30 tahun mendatang Indonesia akan menjadi Negara maju.
Jujur saja masih ada mereka yang diam dan mau berbuat tanpa pamrih untuk kemajuan bangsa Indonesia. Apakah Anda yang berteriak lantang itu telah berbuat untuk Indonesia, atau hanya mementingkan diri sendiri. Mari kita menarik benang merah akar masalah bangsa Indonesia. Bagaimana pendapat Anda.
Surabaya, 20 September 2019
Cak Deky