Oleh :
Rudi S. Kamri
Menilik semua kebodohan, kekonyolan, kemarahan, blunder dan arus informasi sesat yang digelontorkan oleh kelompok Prabowo cs akhir-akhir ini, bagi saya sangat menarik untuk kita cermati sekaligus perlu kita waspadai.
Benarkah seorang Prabowo sebodoh itu ? Benarkah seorang Prabowo sekonyol itu ?
Jujur saya tidak terlalu percaya akan hal itu. Seorang Prabowo temperamental, YES saya sepakat. Seorang Prabowo tidak punya konsep yang jelas untuk memimpin Indonesia, YES saya sudah tahu dari awal. Prabowo seorang yang munafik bilang anti asing dan aseng padahal dia sendiri didukung kuat oleh asing dan aseng, YES anak kecil aja tahu akan hal itu.
Tapi melihat Prabowo membuat drama serial kekonyolannya, kemunafikan, kebodohan dan kebohongan secara berkesinambungan dengan terbuka dan tidak tahu malu, saya kok curiga ada skenario besar yang sedang dijalankan oleh kelompok Prabowo.
Beberapa referensi dan tulisan yang saya baca, pola “mengangkangi” akal sehat rakyat banyak dilakukan oleh para pemimpin kontroversial yang sejatinya secara personal tidak punya kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi pemimpin. Contoh paling populer adalah Donald Trump – Presiden Amerika Serikat dan Rodrigo Duterte – Presiden Filipina. Sudah menjadi rahasia umum, secara attitude dan kapasitas personal mereka sejatinya tidak layak menjadi pemimpin sebuah negara.
Tapi nyatanya Trump dan Duterte bisa menang, mengapa ? Karena mereka secara spartan membombardir masyarakat dengan informasi palsu, berbagai sikap kontroversial dan secara destruktif mereka menghancurkan akal sehat masyarakat luas. Pada saat kelakuan kontroversial mereka mendapatkan liputan dari media massa terus menerus, yang terjadi akal sehat masyarakat mulai terkacaukan. Masyarakat mulai bingung mana informasi yang palsu dan mana yang berita benar. Dan akhirnya sebagian besar akal sehat masyarakat tumbang dan berhasil terperdaya. Meskipun akhirnya setelah tersadar, masyarakat Amerika Serikat dan Filipina dibuat menyesal kemudian.
Bisakah pola ini dilakukan di Indonesia ? SANGAT BISA !!! Apalagi melihat sebagian besar masyarakat Indonesia yang sangat minim literasi begitu mudah disesatkan dengan narasi berbau agama yang dilakukan oleh orang-orang yang punya agenda terselubung.
Ada indikasi kuat bahwa saat ini telah terjadi sinergi antara Kelompok Prabowo (plus Kelompok Pro Orde Baru) dengan Kelompok Pro Khilafah. Saya menduga keras mereka telah membuat permufakatan secara instan dan silence untuk merebut kekuasaan negara.
Apakah berarti Prabowo pro khilafah ? Saya yakin TIDAK !!! Mindset religiusitas seorang Prabowo sangat jauh dengan mindset khilafah. Semua orang tahu Prabowo adalah penganut Islam pragmatis. Dan saya yakin juga, orang-orang yang saat ini bergerilya ingin mewujudkan kekhilafahan di Indonesia juga tidak begitu SREG dengan kualitas keislaman Prabowo.
Tapi kenapa mereka bisa bersinergi ?
Karena mereka saat ini saling membutuhkan. Prabowo membutuhkan dukungan massa, dan Kelompok Pro Khilafah memerlukan kendaraan untuk menggapai tujuannya. Disamping itu
mereka punya kesamaan memiliki musuh bersama yang bernama Jokowi.
Akhirnya dua kelompok ini bersinergi, saling bahu membahu melakukan segala cara untuk mengambil simpati rakyat. Sinergi mereka pernah sukses besar di DKI Jakarta. Dan saat ini mereka akan kembali bekerja sama dengan modus yang sama, persis seperti yang mereka lakukan saat merebut kekuasaan di balaikota DKI Jakarta.
Kelompok pro khilafah mendapat tugas untuk mencuci otak masyarakat yang merasa religius tapi minus literasi dan kadar spiritualitas yang rendah. Sebagai contoh kalimat agung “TAUHID” yang seharusnya ditanamkan dalam hati dan akhlak dicoba didegradasi dengan ditulis di bendera dan topi atau merchandise lainnya. Penggalan ayat-ayat perang dijejalkan ke otak orang-orang yang malas membaca dan berpikir. Tapi di sisi lain kemuliaan Nabi Muhammad SAW dalam menyusun Piagam Madinah yang mengatur tata kehidupan yang pluralis, sengaja disembunyikan rapat-rapat oleh dedengkot kelompok pro khilafah ini.
Sedangkan kelompok Prabowo mendapat tugas memproduksi narasi kebencian, distorsi informasi, menciptakan “distrust” masyarakat terhadap Pemerintah dan Media serta berbagai sikap kontroversi yang tujuannya adalah memporak-porandakan akal sehat dan nalar masyarakat. Melalui Prabowo, Sandiaga, Si Tembem Fadli Zon, Rocky Gerung, Titiek Soeharto, Prio Budi Santoso, Mardani Ali Sera, Ahmad Dhani dan lain-lain mereka rajin memproduksi apapun yang kontroversial. Selain untuk mengacaukan nalar dan kewarasan masyarakat, mereka juga berharap mendapatkan perhatian publik dan menjadi spotlite media massa
Lalu apakah kita akan diam saja ?
Mari kita lakukan tugas sejarah kita sebagai warga negara Indonesia untuk menyelamatkan masa depan Indonesia dan masa depan anak cucu kita dengan mencegah ORANG JAHAT BERKUASA di Indonesia. Kita harus bahu membahu menghadang gerakan mereka dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat akar rumput dan kaum milenial agar akal sehat mereka tidak tersesatkan. Itu bisa kita lakukan di lingkungan terkecil kita sehari-hari. Bagi yang mempunyai kemampuan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak seperti TKN atau organ relawan besar juga selayaknya harus diisi dengan narasi untuk mengingatkan potensi bahaya untuk Indonesia apabila kelompok mereka berkuasa. Jangan hanya sekedar kampanye mengelu-elukan keberhasilan kerja Jokowi semata.
Yang perlu kita lakukan juga adalah untuk tujuan apapun JANGAN MENJADI AGEN DISTRIBUSI produk kebencian dan narasi kekonyolan mereka. Segemas apapun kita. Kita harus berusaha keras menahan diri. Karena viral atas produk mereka adalah tujuan utama dari kelompok mereka.
Untuk masalah agama, saya berharap dengan sangat para Ulama Besar Indonesia seperti KH A. Mustofa Bisri, KH Quraish Shihab, Habib Luthfi, KH Nassarudin Umar dan ulama-ulama putih lainnya untuk berkenan turun gunung memberikan pencerahan dan meluruskan distorsi wawasan keagamaan yang terjadi. Dan hal ini seharusnya difasilitasi oleh Pemerintah atau TKN. Dukungan dari ulama-ulama besar tersebut saya yakin akan efektif menggulung kebohongan yang dilakukan oleh kelompok pro khilafah.
Saya meyakini kalau kelompok pro khilafah ini berkuasa atau membonceng penguasa di Indonesia akan menjadi cerita akhir Indonesia yang beragam, Indonesia yang pluralis dan Indonesia yang bhineka tunggal ika. Saya haqul yaqin cerita indah tentang Indonesia yang damai, makmur dan sejahtera akan tamat pada saat kelompok ini menguasai Istana Merdeka.
Terakhir, saya berharap Prabowo yang sejatinya punya jiwa nasionalisme yang tinggi tersadar bahwa bersinergi dengan kelompok khilafah adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Masih ada waktu kembali ke jalan yang benar Pak Wo !!!
Salam SATU Indonesia
09122018