Bendung Gelombang Omicron, Ini Berbagai Jurus yang Disiapkan Forkopimda Jawa Timur

  • Whatsapp

Surabaya, beritalima.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyusun berbagai strategi guna membendung gelombang Omicron menyusul terus membanjirnya pekerja migran Indonesia (PMI) dari luar negeri yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.
Untuk itu, Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Covid 19 dan Kedatangan PMI dan dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Grand City Surabaya, Senin (24/1).

Rakor tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada Laksda Iwan Isnurwanto, Kajati Jatim Dr. M.Dhofir serta Pakar Epidemologi Dr. Windu, serta seluruh Bupati/Walikota, para Kapolres dan Dandim, Kajari seluruh Jatim.
“Rakor pengendalian sangat lengkap dihadiri oleh seluruh jajaran Forkopimda Jatim. Rakor ini mengkonsolidasikan kembali seluruh energi positif yang dimiliki oleh Jawa Timur bahwa ada kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang harus dilakukan tanpa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” jelas Khofifah dalam sambutannya.

Khofifah menjelaskan, varian baru Omicorn ini harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan ditengah tengah masyarakat. Terlebih, bedasarkan prediksi dari Menko Marves dan Menkes RI kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai Februari sampai Maret atau 65 hari dari pernyataan Menkes pada tanggal 19 Januari 2022.

Saat ini, kegiatan masyarakat terdapat kenaikan aktifitas masyarakat yang cukup tinggi. Oleh karena itu, sinergi antara penerapan protokol kesehatan dengan penegakan sosial ekomomi harus berjalan seimbang.
Khofifah menegaskan, bahwa sinergi juga terus dilakukan dengan mengkoordinasikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan dengan tim covid yang mengawasi secara ketat di daerah.
“Konsolidasi bersama ini menjadi penting sekaligus kewaspadaan terhadap potensi dari munculnya kasus baru,” tandasnya.

Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan.
Selain itu, pemenuhan SDM dan Logistik baik APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.
Terkait penanganan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Gubernur Khofifah menyatakan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia. Tanggal 26 nanti direncanakan juga akan datang lagi sebanyak 164 orang, kita semua harus siap untuk melakukan karantina dan memberikan layanan terbaik kepada para tenaga migran.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan serta antisipasi kedatangan PMI, Forkopimda Jawa Timur telah melakukan simulasi kedatangan PMI sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI secara matang.
Khofifah berharap, kabupaten/kota bisa memberikan pelayanan terbaik kepada para PMI. Para PMI ini adalah mereka yang telah berjuang di negara lain dan terkadang para PMI di negara mereka bekerja kurang mendapatkan perlakuan baik

“Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI pulang dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat,” tegasnya.
Dihadapan bupati/walikota yang hadir, Khofifah menggaris bawahi agar kabupaten/kota senantiasa memberi pelayanan penjemputan kepada para PMI yang telah dinyatakan negatif di tempat karantina. “Saya mohon kepada para bupati/walikota untuk berkenan menjemput masyarakat yang akan pulang ke tempat tinggal,” ungkapnya.
Diakhir arahannya, Khofifah meminta kepada semua pihak untuk kembali turun menangani dan mencegah meningkatnya varian omicron. Termasuk pelibatan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Kepala Desa.

“Pentahelix ini mari kita ajak kembali untuk turun dan menggandeng kampus kampus bergerak bersama memberi pemahaman kepada masyarakat. Utamanya wilayah aglomerasi seperti Surabaya, Malang Raya, Madiun dan wilayah lain yang bisa memberi penguatan agar Omicron bisa terantisipasi seperti penanganan Varian Delta,” urainya.

Disiplin Prokes dan Vaksinasi Jadi Perisai Hadapi Omicorn

Sementara itu, Dr. Windhu menyatakan, bahwa terdapat dua perisai yang bisa mengantisipasi dari bahaya Virus Omicorn. Untuk, perisai pertama adalah disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi menjadi perisai kedua.
“Jadi dua perisai yang harus kita punyai. Disiplin penerapan Prokes menjadi perisai pertama dan vaksin menjadi perisa kedua dari bahaya Omicorn,” terangnya.
“Semakin kita banyak menemukan 3T semakin mempercepat mendeteksi dan mengantisipasi. Oleh karenanya, meskipun jauh diatas ambang bahaya jangan dibiarkan akan berbahaya,” lanjutnya.
Dr. Windhu memprediksi terdapat 225.8 kasus yang akan terjadi pada puncak kecil dari kasus Omicorn. Jumlah tersebut sebanding 1/5 dari puncak gelombang ke dua Jatim di Bulan Januari pada tahun 2021 yang mencapai (1.198 kasus)

Dr. Windhu Purnomo mengaku bersyukur, situasi di Jatim saat ini patut disyukuri. Bahkan, Jatim terbaik dan berada pada level situasi 1 dari 8 indikator dari Kemenkes. Begitu juga dengan situasi epidemologi kondisi penularan di komunitasnya hingga capaian vaksinasi tertinggi secara nasional utamanya dosis pertama.
Sementara itu, Kapolda Jatim menegaskan, semua yang hadir disini untuk menyelesaiakan persoalan. Maka, untuk menyelesaikan persoalan dibutuhkan ilmu pengetahuan serta komunikasi dan koordinasi. “Pentingnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dilaksanakan untuk Kapolres agar dipedomani sehingga kasus bisa terdeteksi bersama para Kepala Daerah,” jelasnya.

Kapolda menyatakan, Polda beserta jajaran terus melakukan koordinasi dan upaya diantaranya penguatan operasi yustisi kesehatan di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh satgas yustisi “Pamor Keris”.

Dalam waktu dekat jajaran polda dan polres agar menghidupkan kembali dan mempersiapkan tempat isoter dengan optimalisasi PPKM mikro di setiap posko kelurahan/desa.
“Mari Babinkamtibmas dan Babinsa ayo kita hidupkan lagi tempat isoter dengan mengoptimalkan PPKM Mikro disetiap posko kelurahan/desa yang saat ini memiliki 8.496 posko dengan 7.856 Bhabinkamtibmas,” ungkapnya.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto menegaskan, untuk penanganan Covid-19 sepakat untuk mereaktivasi semuanya. Kodam V Brawijaya mendukung penuh dan menyiapkan seluruh sumber daya yang ada di masing masing jajaran untuk mencegah.

Pangdam berharap, para kepala daerah membantu untuk menjemput masyarakat yang berada di ruang karantina yang ada di Asrama Haji setelah hasil Swab nya negatif.
“Saya mohon saudara kita dijemput agar tidak terlantar di Asrama Haji. Saya mohon dibantu dandim dan kapolres menjemput saudara kita untuk kembali ke daerah masing masing. Sinergitas menjadi kata kunci untuk melaksanakan seluruh upaya menghadapi Covid-19 varian Omicron,” terangnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait