Berantas Hoaks Covid-19 bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital

  • Whatsapp
Ilustrasi

SURABAYA, beritalima.com | Virus Corona atau Covid-19 yang sudah menyebar luas di Indonesia, ini menjadi hal penting di perhatikan bagi masyarakat. Update informasi yang sangat cepat ini teryata banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dalam penyebaran informasi tidak benar atau hoaks terkait virus corona.

Agar masyarakat tidak mendapatkan informasi hoaks, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersatu melawan hoaks. Berikan cara dengan menyarikan dan memproduksi beragam informasi akurat terkait Covid-19 ke dalam bentuk video dan poster edukatif bagi masyarakat.

Sedangkan, komunitas Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) yang sebagian anggotanya ialah dosen dari 78 perguruan tinggi di 30 kota di Indonesia tersebut menginisiasi kampanye bertajuk “Lawan Hoaks Covid-19”.

Tujuannya tak lain ialah untuk mengimbangi mudahnya terjadi hoaks di tengah masyarakat. Hal itu juga sebagai media edukasi yang benar terkait informasi seputar virus corona.

“Selain dengan bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, kami membuat beragam konten digital ‘Jaga diri dan Jaga Keluarga’ di dalam 42 bahasa daerah,” ujar Dr. Novi Kurnia, Koordinator Japelidi dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Supaya lebih luas dalam penyebaran konten berbahasa daerah itu, ia melakukan kerjasama dengan berbagi pihak.

Antara lain Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), dan Komunitas “Berbeda Itu Biasa”.

Untuk penyebaran konten dilakukan melalui:

1. akun Instagram (https://www.instagram.com/japelidi/?hl=en)

2. twitter (https://twitter.com/japelidi?lang=en) Japelidi

3. akun media sosial dan grup WhatsApp para anggota Japelidi yang berjumlah 163 orang dengan membagikan poster digital seperti:

“Jaga diri dan Jaga Keluarga”
“Perlindungan Data Pribadi”
“Sumber Informasi Terpercaya”
serta videografik tips menemani anak belajar di rumah.
Hasil upaya kerja Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelid) memproleh tanggapan warganet sangat positif. Misalnya, banyak orang atau komunitas meminta mengirim file untuk mereka cetak sendiri lalu dibagikannya kepada warga berusia lanjut di sekitar mereka.

“Bahkan ada yang membuatnya menjadi spanduk. Memang banyak orang tidak mengakses jejaring sosial sehingga akses informasi mereka pun terbatas,”ujar Dr Novi yang juga Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM.

Japelida juga melakukan kampanye luring dengan membagikan sabun dan hand sanitizer bagi warga yang masih melakukan pekerjaan nya seperti gojek Dan pedagang pasar. Tak hanya itu warga juga diminta kerja samanya untuk membagikan selebaran, poster, dan spanduk di tempat-tempat strategis di banyak daerah.

Seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Salatiga, Semarang, Lamongan, Malang, Bandung, Ponorogo, Depok, Surabaya, Sukabumi, Blora, Grobogan, Bogor, Banjarmasin, Kulonprogo, Gresik, Tegal, Wonogiri, Cilacap, Magelang, NTT, Kutai, NTB, Timika, Kab. Semarang, Lombok Timur, Lampung, dan Samarinda.

Berbagai wilayah ini masih akan terus bertambah seiring bertambahnya dukungan warga,” katanya.
(RED)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait