Berbagi Dalam Senyap Dalam Keriuhan Bencana Covid-19

  • Whatsapp

Oleh:
Rudi S Kamri

Dalam buku “Why Good Things Happen to Good People”, Stephen Post, guru besar dari Stony Brook University menulis bahwa kebiasaan bersedekah telah terbukti meningkatkan manfaat kesehatan bagi penderita penyakit kronis. Para peneliti juga sepakat bahwa kebiasaan berbagi berkontribusi besar dalam membangkitkan perasaan bersyukur seseorang. Seperti yang kita ketahui, orang yang selalu bersyukur akan memiliki mentalitas yang kuat dalam menjalani hidup.

Dampak berganda pada saat orang berbagi adalah memberikan inspirasi kepada orang lain untuk berbuat yang sama. Kebaikan kecil yang dilakukan seseorang juga menyebabkan efek yang besar dan menular kepada orang lain.

Kebaikan hati dan semangat berbagi masyarakat Indonesia di tengah badai pandemi Covid-19 lah yang menginspirasi saya untuk menulis artikel ini. Para relawan kemanusiaan tersebut tak henti- hentinya menebarkan semangat berbagi kepada sesama saudara yang sedang membutuhkan. Kepada para petugas medis di Rumah Sakit, kepada para petugas keamanan TNI dan Polri yang menjaga keamanan Rumah Sakit dan masyarakat serta kepada sesama saudara sebangsa yang membutuhkan.

Para relawan ini bagi saya merupakan salah satu pahlawan kemanusiaan dalam upaya kita memerangi serangan virus corona di negeri ini. Mereka bergerak dalam senyap dan terus semangat menggalang bantuan sosial. Mereka begitu banyak jumlahnya dan tersebar di seluruh pelosok negeri. Melihat kegigihan para relawan kemanusiaan ini dalam berbagi, membuat saya terharu, respect sekaligus optimis tentang masa depan keindonesiaan negeri ini.

Mereka para pahlawan kemanusiaan Covid-19 yang saya tahu dan saya kenal diantaranya mbak Suzie Rizki, mbak Joyce Marulam, FOKAL UI, mas Fajar Soeharto dkk di Gerakan Alumni UI, mbak Fanina Prawiro dkk, mbak Eliza M Permatasari dkk, mas Daniel Tirtayasa dkk, Yayasan Raden yang dikomandani mbak Nety, mbak Ratih Soe Kosasie dan kelompok Tango Humanity-nya, Organ PERTIWI, organ SOLMET, mbak Titik Wijayanti dan KamIPB, mbak Dewantarie Hadikoesoemo, mbak Nunu Nuraeni dkk, mbak Ida Arimurti dkk, mbak Nancy Weber dkk, mbak Wieq Soetoro dkk di GKSW, mbak Lana T Koentjoro dkk, mbak Sussie Sahroni dkk, mbak Imah Dimas dkk, #GerakanTraktir1Teman. Dan ribuan relawan kemanusiaan lainnya yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

Mereka berkarya di dunia nyata BUKAN kelompok yang hanya pintar mencaci maki Pemerintah di dunia maya, bukan juga kelompok orang yang menolak pemakaman jenasah Covid-19 dan bukan juga kelompok masyarakat yang mengibar-ngibarkan bendera khilafah saat teroris dimakamkan. Mereka juga bukan kelompok masyarakat yang mengambil keuntungan di tengah wabah corona, seperti menimbun masker, menjual APD dengan harga selangit bukan juga kelompok orang yang mencatut bantuan sosial ke rakyat kecil.

Ketulusan dan kegigihan mereka dalam membantu Pemerintah dalam menangani wabah virus corona ini adalah cahaya kehidupan yang bersinar di tengah kegelapan. Dan gerakan mereka seperti virus kebaikan hati yang menyebar dan memberi inspirasi kepada orang lain. Salam hormat kepada mereka para pahlawan kemanusiaan, kiranya Tuhan selalu menjaga kesehatan mereka dan memberi rejeki yang melimpah. Mereka inilah sejatinya gambaran manusia Indonesia yang sebenarnya.

Mereka adalah cahaya Indonesia ??

Salam SATU Indonesia
19042020

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait