SURABAYA, beritalima.com | Bertempat di Dusun Sidomulyo desa Babakbawo Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, Madrasah Tsanawiyah milik Raden Imam Muhlisin, konsisten menjadikan pesantren sebagai basis pembelajaran.
“Berbasis pesantren, menurut kami merupakan motto penting karena lembaga pendidikan harus terus mengkolaborasikan religi atau iman, denman ilmu serta teknologi. Karena ilmu tanpa iman, sama saja tidak menjadikan siswa memiliki mental yang baik,” terang Raden Imam, pemilik MTS sekaligus Ketua Yayasan Ponpes Sunan Drajat (13/7/2023).
Menantu dari KH. Roudlon Abdul Aziz tersebut juga menambahkan visi besar MTS-nya, yaitu “Membentuk Generasi bangsa yang tangguh, berilmu, beriman, dan bertaqwa serta berbudi pekeri yang luhur dan Beralussunah Wal Jamaah.”
Raden Imam pun menegaskan bahwa tujuan khusus dari basis pesantren sebagai motto MTS miliknya, yaitu memadupadankan sisi religi dengan teknologi.
“Oleh sebab itu, tujuan khusus pun kami susun, diantaranya adalah telaksananya pembelajaran PAKEM/CTL untuk semua mata pelajaran. Rata-rata UAN mencapai 7,50, 80 % lulusan masuk sekolah lanjutan atas pada pilihan 1, 40 % lulusan mampu membaca kitan salaf, 50 % lulusan mampu berpidato/orasi di tengah masyarakat, dan 80 % lulusan mampu mengoperasikan Komputer.”
Di sisi lain, keponakan Gubernur Khofifah yang juga aktivis perempuan, ning Lia Istifhama, memberikan apresiasinya saat menghadiri Haflah Akhirrusanah pada Minggu, 18 Juni 2023 lalu.
“Pendidikan yang diterapkan bukan hanya tampak berhasil telah mengkolaborasikan sisi religi dengan teknologi, namun juga character building yang sangat bagus. Para pendidik di MTS ini sangat ngemong pada siswa, ini terlihat dari pesan bijak mereka, yaitu agar siswa mencintai ilmu dan mengingat ajaran gurunya, sekalipun tidak semua guru bisa tampak sempurna.”
Sekretaris MUI Jatim tersebut dalam sambutannya, juga menjelaskan hadis tentang pentingnya ‘Yang muda menghormati yang tua. Yang tua mengasihi yang muda’.
“Seperti pesan bapak Halim (salah satu unsur pimpinan, red.), bahwa seorang pencari ilmu haruslah menghormati para guru dan orang tuanya. Dan pencari ilmu harus juga mengasihi yang muda, yaitu adik-adiknya, karena dua sifat ini menjadi bekal utama karakter pemimpin kelak. Karena kalian potret Syubbanul yaum rijalul ghod, bahwa kalian para pemuda sekarang, calon pemimpin di masa depan,” ujarnya yang diamini para wisudawan.
Perempuan asal Surabaya tersebut juga melantunkan sebuah pantun: “Bermimpi tinggal di istana, Meski mimpi tapi sangatlah indah, Selamat atas haflah akhirussanah, Semoga alumni PP Sunan Drajat hidupnya senantiasa berfaedah.”