Catatan: Yousri Nur Raja Agam MH
SEJAK kecil kita selalu diajarkan orang tua dan guru, agar tidak berbohong atau berdusta. Dalam ajaran agama, dinyatakan: “berdusta itu berdosa atau berbohong itu adalah dosa besar. Nanti, di akhirat bakal masuk neraka”.
Dalam ajaran agama Islam, apalagi jika kebohongan itu dengan mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW, benar-benar diancam sebagai “dosa besar”.
Pokoknya, tidak boleh berdusta atau berbohong. Bahkan ibu saya menyatakan dan mengingatkan, bahwa: “Dusta adalah induk sekalian dosa”.
Artinya, apabila seseorang awalnya berdusta, maka kelanjutan dari apa yang dikerjakannya pasti tidak jauh dari kebohongan atau dusta itu.
Hari ini, 1 April 2021. Bertepatan dengan Hari Kamis.
Tidak bisa dibantah. Pasti, dan semua mengakui. Artinya, ini bukan berita “bohong”, “bukan palsu”.
Tetapi anehnya, setiap tanggal 1 April disebut “Hari Boleh Bohong” alias “April Mop”.
Benarkah demikian?
“Hari Berbohong Internasional” atau “Hari Bohong se Dunia”. Diperingati setiap tanggal 1 April, yang dipopularkan dengan “April Mop”. Juga dikenal sebagai “April Fools’ Day” atau “All Fools’ Day”.
Sekarang juga sedang ramainya diperbincangkan dan viral di media sosial, yang disebut “Hoax”. Ternyata pengertiannya juga sama dengan bohong atau kebohongan. Hoax diterjemahkan sebagai “cerita bohong” atau kabar bohong, namun juga dinyatakan sebagai olok-olok atau lelucon.
Nah, terlepas dari istilah “April Mop” yang dikaitkan dengan “hoax” — saya menyatakan, kedua “makhluk” ini bersaudara. Bahkan saudara kandung. Kaiau di Indonesia keduanya lahir dari perut ibu yang sama, yang bernama: Bohong alias Dusta yang nenek moyangnya bernama Hoax bin Palsu.
Namun, setelah saya telusuri secara cermat asal usul dan cikal-bakal April Mop, juga macam-macam. Terjemahannya, konon orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah pada tanggal 1 April.
Beragam versi tentang asal muasal April Mop ini. Salah satunya berasal dari warga Inggris yang mulai merayakannya pada 1 April 1700. Hari itu, orang-orang saling iseng, berbohong, atau melempar lelucon hingga tengah hari, tanpa harus merasa bersalah atau dipersalahkan.
Sumber lain menyebut, sejumlah sejarawan berspekulasi bahwa April Mop bisa ditelusuri pada tahun 1582. Ketika itu Prancis mengganti kalender, dari Julian menjadi Gregorian.
Pada abad pertengahan, tahun baru dirayakan pada tanggal 25 Maret di seluruh Eropa. Di sejumlah lokasi di Prancis, perayaannya bahkan hingga 1 April.
Setelah Raja Charles IX mengganti kalender, tahun baru dipindah jadi 1 Januari. Mereka yang tetap merayakan tahun baru di musim semi, atau lupa soal pergantian kalender itu dijuluki ‘Poisson d’avril’ atau ‘April Fish’ — simbol orang yang gampang dikibuli.
Ada lagi sejarawan lain mengaitkan April Mop dengan festival kuno seperti Hilaria — yang dirayakan di Roma pada akhir Maret. Orang-orang yang datang diwajibkan memakai pakaian yang mengaburkan identitasnya.
Ini beda lagi, sejarah mitologi Norwegia, meyakini, April mop adalah perayaan untuk menghormati Dewa Loki, yakni dewa perusak dan kekacauan.
Sejarah di negara itu, melansir April Mop sebagai Hari Loki atau Loki Bot. Kisah ini disiarkan Refinery 29 untuk Today in History.com.
Selain itu pada 1 April 1946 tercatat pernah terjadi gempa bumi disertai tsunami yang membunuh 165 orang di Hawaii dan Alaska.
Di Hawaii, tsunami ini dikenal dengan “Tsunami April Mop”, karena banyak korban meninggal akibat tak percaya berita kedatangan ombak besar tersebut. Kendati itu kejadian sesungguhnya, karena terjadi 1 April, berita itu dianggap bohong alias hoax, sehingga diabaikan.
Nah, sekarang kita sedang melakukan perang dengan hoax atau berita bohong. Tentu, juga tidak akan membudayakan kebohongan 1 April atau April Mop ini. Walaupun kebohongan iseng atau lelucon.
Saya sendiri, Yousri Nur Raja Agam, pernah jadi korban April Mop 1976. Seorang teman saya di PT.Indomill Textile, Surabaya, iseng menulis telegram kepada ibu saya Hj.Nurmanis di Bukittinggi. Isi telegram itu menyebutkan: “Mohon segera datang, Yousri sakit”.
Pesan yang sangat singkat via telegram itu, membuat ibu saya kalangkabut. Serta merta memperlihatkan isi telegram itu kepada kepala kantornya, Kantor Departemen Perdagangan di Bukittinggi Sumatera Barat. Hari itu juga ibu saya berangkat ke Padang dan membeli tiket pesawat terbang.
Walaupun saat itu tidak mudah penerbangan dari Padang ke Jakarta dan Jakarta ke Surabaya, ternyata ibu saya yang anggota Veteran Pejuang Angkatan 45 bisa mendapatkan tiket dengan mudah.
Bermodalkan telegram dan surat jalan dari kantor, serta semangat juang 1945, maka sampailah ibu saya di Kota Pahlawan.
Saya terkejut, sebab ibu saya datang dengan rombongan satu mobil bersama staf dari Kantor Wilayah Departemen Perdagangan (Kanwil Depdag) Jatim yang beralamat di Jalan Kedungdoro Surabaya. Rombongan ini datang ke rumah tempat tinggal saya di Jalan Kenjeran Surabaya. Betapa terkejutnya ibu saya, ternyata kawan yang di rumah mengatakan, bahwa saya tidak sakit dan bekerja sebagaimana biasa.
Ibu saya mengatakan, dia sudah was-was, sebab tidak biasanya menerima telegram seperti itu – maaf saat itu hubungan telepon belum seperti sekarang – sehingga hubungan yang cepat untuk hal yang sangat penting adalah telegram. Suasana haru, tidak menentu setelah sang ibu bertemu anaknya Yousri yang segar bugar.
Usut punya usut, ternyata telegram itu ditulis dan dikirim oleh seseorang teman yang tujuannya iseng sebagai April Mop. Sipengirim tidak sadar, keisengannya itu membuat cerita lucu yang mencemaskan. Bahkan, merepotkan pihak lain.
Nah, bagaimana menurut anda dengan April Mop dan berita Hoax, dengan dalih iseng ternyata berakibat lain? Seandainya “konyol” dan tidak merugikan atau justru membuat surprise, tentu tidak masalah. Bagaimana dengan keisengan, kabar bohong, hoax atau palsu, yang mungkin mengakibatkan seorang berpenyakit langsung kumat atau berpenyakit jantung langsung semaput?
Dan tentu masih banyak berita-berita bohong lainnya, baik dibuat serius maupun iseng, akibatnya merugikan orang. Bisa menimbulkan perpecahan, perkelahian bahkan pertikaian. Atau berita bohong yang menyatakan aman-aman saja, padahal suasana dalam keadaan darurat dan gawat. Sehingga orang yang seharusnya memberi bantuan, menolong korban yang bergelimpangan akibat musibah, gara-gara berita bohong, akhirnya mengabaikan.
Ayo, mari kita tingkatkan kejujuran dan memerangi kebohongan dan hoax sebagai “pengganti” April Mop yang diperingati orang-orang iseng setiap 1 April.
Artikel ini pernah saya turunkan di beritalima.com 1 April 2019. Semoga bermanfaat. (*)