beritalima.com | Sebagaimana kita ketahui bersama, tahun depan akan ada 19 Pilkada serentak di Jawa Timur. Tanggal 23 September 2020 Surabaya akan punya gawe besar yaitu Pilwali. Sehubungan dengan itu, maka mulai sekarang banyak calon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya yang unjuk gigi. Mereka berlomba-lomba mencari simpati masyarakat supaya mendapat tiket maju di bursa Pilwali Surabaya. Ada beberapa calon yang sudah masuk bursa Pilwali Surabaya 2020. Baik itu lewat partai maupun jalur perseorangan atau independen.
Mengulik Pilwali Surabaya 2020 memang sangat menantang. Surabaya dengan penduduk 2,9 juta jiwa, kota terbesar ke dua setelah Jakarta, APBD nya mencapai 9,5 triliun, dan sebagai Ibu kota Jawa Timur. Hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kandidat yang mau maju di bursa Pilwali Surabaya 2020.
Sudah ada dua calon yang mendeklarasikan diri maju di bursa Pilwali Surabaya dari jalur independen. Yaitu Bang Sholeh seorang pengacara, dan Pak Samuel atau Cak Sam seorang konsultan. Selain itu masih ada puluhan calon lagi yang mau maju dari jalur partai seperti Dimas PSI, dr. Sukma Perindo, Bayu Erlangga Demokrat, Whisnu Sakti Buana PDI, Gus Hans Golkar, Bambang Haryo Gerindra, Vinsensius Awey Nasdem, Ery Cahyadi, Jamhadi, Basa Alim Tualeka, Rasiyo, Dyah Katarina, Lia Istifahma, dan masih banyak nama-nama yang terus bermunculan.
Menurut pengamatan kami, peta perebutan tiket untuk maju sebagai L1 semakin kompetitif dan ketat. Hal itu bisa kita lihat dan prediksikan, setelah ada pergantian ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya. Dari Whisnu Sakti Buana kepada Adi Sutarwiyono. Begitu juga dari hasil Konggres PDIP ke 5 yang digelar pada tanggal 10 Agustus 2019 di Bali. Dimana pucuk pimpinan DPP PDIP masih dipercayakan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri.
Tidak banyak perubahan di dalam struktur kepengurusan. Sekjen tetap dipercayakan kepada Hasto Kristiyanto. Memang ada pergantian di beberapa Ketua Bidang. Seperti Ketua Bidang Pemilu dipercayakan kepada Bambang Wuryanto, dulu dijabat oleh Bambang DH. Dan masuknya Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) sebagai Ketua Bidang Kebudayaan. Dari hasil kongres Bali tersebut PDIP berani memasang target tinggi menang 50 persen dalam Pilkada serentak di seluruh Indonesia. Dan Jawa Timur sendiri bisa menang di 13 Kabupaten Kota, tidak terkecuali kota Surabaya.
Untuk kota Surabaya sendiri PDIP memang yang menjadi pionernya. Tarik ulur persaingan intern kandidat dari kubu Whisnu Sakti, Bambang DH, dan Risma lambat laun semakin jelas. Prediksi kami, nantinya orang kepercayaan Risma yang akan mendapatkan rekom dari Pusat. Ery Cahyadi selain dari kalangan milenial tapi kaya pengalaman. Beliau pernah jadi Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), dan sekarang masih memimpin Bappeko (Badan Perencanaan Pembangunan Kota) Surabaya.
Kita tunggu saja tanggal mainnya, apakah prediksi itu benar adanya atau salah. Yang jelas jika kita melihat fenomena akhir-akhir ini, kami yakin bahwa Ery Cahyadi lah yang bakal mendapat tiket maju L1 di bursa Pilwali Surabaya 2020. Tinggal PDIP mau koalisi dengan partai apa. Karena dengan 15 kursi PDIP sudah bisa mengusung calonnya sendiri.
Menariknya lagi apabila PDIP benar-benar mau menduetkan Ery Cahyadi yang seorang birokrat dengan Armuji ketua DPRD Kota Surabaya, (petugas partai) peraih suara terbanyak Pileg 2019 di Dapil 1 kota Surabaya. Dalam hitungan di KPU kota Surabaya kader PDIP ini meraih 136.306 suara. Dengan demikian mau tidak mau partai-partai lain harus bekerja ekstra keras untuk berkoalisi, supaya bisa mengusung calonnya. Jika nantinya ada tiga atau empat calon, tiga calon yang diusung oleh partai, dan satu dari jalur independen akan semakin mewarnai. Akan tetapi jika cuma ada dua calon, pertarungan akan menjadi sengit, dan seru.
Karena selepas kepimpinan Risma, belum ada figur yang punya elektabilitas tinggi. Semua calon bisa kami katakan masih imbang, dan punya kans untuk menang. Tinggal kesolidan partai pengusung, strategi dari tim pemenangan dan kesiapan logistik yang akan menjadi penentunya.
Karakteristik masyarakat Surabaya yang biasa bicara keras dan terbuka, berpikir bebas, ceplas-ceplos atau apa adanya, pantang menyerah, serta setia kawan. Mereka sudah melek dalam berpolitik, dan bisa menilai siapa saja yang pantas melanjutkan tongkat estafet Tri Rismaharini. Jika seorang calon tersebut cuma mbonek atau “bondo nekat”, kemampuannya pas-pasan, jangan harap bisa lolos dalam bursa Pilwali Surabaya 2020.
Harapan kami, semoga kontestasi Pilwali Surabaya 2020 nanti bisa berjalan dengan aman, lancar, damai, dan berkualitas. Sehingga calon yang terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2020 nanti benar-benar mumpuni. Punya jam terbang tinggi, pengalaman di pemerintahan, bisa bekerjasama dengan stakeholder, dan program kerjanya singkron dengan Pemprov Jatim. Yang terpenting, Surabaya lima tahun mendatang akan tambah maju, menjadi smart city, enak untuk tempat tinggal dan usaha, serta masyarakatnya hidup rukun dan sejahtera. Bagaimana pendapat Anda.
Surabaya, 12 Agustus 2019
Deky Sugeng A
Sekjen DPW APKLI Jatim