JAKARTA, Beritalima.com– Mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode, punawirawan Letnan Jenderal TNI, Sutiyoso dikabarkan baru-baru ini bergabung dengan partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Bergabungnya mantan Pangdam Jaya tersebut ke partai besutan Surya Paloh ini, kata pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga, tentu saja dengan harapan keberadaan Sutiyoso menambah amunisi Nasdem menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pimilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Soalnya, ungkap pria yang akrab disapa Jamil itu saat bincang-bincang dengan Beritalima.com di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (22/6) sore, Sutiyoso tentu memiliki pengalaman dua periode memimpin Jakarta, pernah pula dipercaya menjadi Pangdam Jaya dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Dua periode dipercaya memimpin DKI Jakarta, tentu saja Sutiyoso sangat memahami persoalan Jakarta, termasuk profil masyarakatnya.
Sutiyoso yang juga pernah dipercaya menjadi Kepala BIN pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo, dengan posisinya itu, tentu dia juga mengenal dengan baik Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Apalagi, jelas Dekan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP) Jakarta 1996-1999 tersebut, Sutiyoso dalam kancah politik pernah memimpin Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) 2010- 2015. Tentu ia juga sudah memahami peta politik Indonesia.
Meski harus diakui, saat Sutiyoso memimpin PKPI, partainya tidak lolos ke Senayan. Partai sejak berdiri awal reformasi hingga sekarang memang belum berhasil menempatkan kadernya di Senayan. “Jadi, saya nilai Sutiyoso bukan sosok yang mumpuni mengelola partai. Ia termasuk pemimpin partai yang bukan bertangan dingin,” kata Jamil.
Karena itu, masuknya Sutiyoso ke Nasdem tampaknya tidak banyak yang bisa diharapkan dari yang bersangkutan. Apalagi kalau mengharapkan dapat membesarkan Nasdem. “Kalau mau jujur, masa Sutiyoso sudah berakhir. Kaum milenial tidak mengenal sepak terjang Sutiyoso dalam memimpin Jakarta selama dua periode,” kata dia.
Jadi, lanjut bapak dua putra ini, kehadiran Sutiyoso di Nasdem untuk membesarkan partai tampaknya sangat kecil. “Figurnya mungkin bermanfaat untuk memberikan masukan kepada Nasdem berdasarkan pengalamanya selama menjdi gubernur, kepala BIN, dan memimpin partai politik,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)