JAKARTA, beritalima.com | Pada tanggal 15 Januari 2020, pemerintah secara resmi telah merilis tema dan logo HUT RI ke 75. Ada pun tema yang diangkat pada HUT kemerdekaan tahun ini adalah Indonesia Maju. Pratikno (Menteri Sekretaris Negara) sudah mengeluarkan surat edaran terkait tema dan logo hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Beliau meminta para pimpinan lembaga negara, menteri, gubernur Bank lndonesia, jaksa agung, panglima TNI, kapolri, dan pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian untuk mensosialisasikan tema dan logo tersebut.
Perancangan logo HUT RI ke 75 ini mempunyai keterkaitan dengan tujuan di pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM, penciptaan lapangan kerja, serta pemberdayaan UMKM. Indonesia Maju merupakan sebuah representasi dari Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Logo memiliki inspirasi simbol perisai pada lambang Garuda Pancasila. Logo HUT RI ke 75 png ini menafsirkan Indonesia merupakan negara yang mampu memperkokoh kedaulatan, menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Logo HUT RI ke 75 cdr tahun ini menyimbolkan arti dari kesetaraan dan pertumbuhan ekonomi untuk rakyat Indonesia dan progres nyata dalam bekerja untuk mempersembahkan hasil yang terbaik kepada rakyat Indonesia.
Sejarah Singkat Proklamasi Indonesia
Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 tahun 2020 ini, mari simak sejarah nasional negara kebanggaan kita ini.
Proklamasi Kemerdekaan RI pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau 17 Ramadan 1365 hijriah, dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat.
Berikut ini rangkaian sejarah kemerdekaan berdasarkan tanggalnya,
6 Agustus 1945 — 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
10 Agustus 1945 — Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
14 Agustus 1945 — Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
17 Agustus 1945 — Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang. Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Isi Teks Proklamasi — Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh Ir.Soekarno sebagai pencatat.